Love Rain
[—Tentangku, hujan, dan dirimu.]
.
.
Hari ini hujan.
Beribu tetes air berlomba turun dan membasahi setiap sudut Bumi dengan angkuhnya. Awan gelap di atas sana tampak mengintimidasi, seolah berseru pada para makhluk hidup bahwa kini dunia berada di tangannya—memaksa sebagian besar untuk merapat kembali ke tempat peneduhan terdekat.
Lee Sungmin tidak benci hujan. Ia hanya tak suka karena cuaca itu datang di saat yang tak tepat; ketika ia baru saja keluar dari dalam rumah yang hangat akibat perdebatan besar dengan sang ayah yang tak mengenal kata hak dan kebebasan. Semakin tak suka saja tatkala mendapati dirinya terjebak di bawah sebuah atap kafe yang sedang tutup bersama seorang lelaki tak dikenal.
Pasti ini hari sialnya. Pasti Tuhan mengutuknya yang selalu mengutuk kehidupan yang dijalaninya. Pasti begitu.