Love Rain

Love Rain

[—Tentangku, hujan, dan dirimu.]

.

.

Hari ini hujan.

Beribu tetes air berlomba turun dan membasahi setiap sudut Bumi dengan angkuhnya. Awan gelap di atas sana tampak mengintimidasi, seolah berseru pada para makhluk hidup bahwa kini dunia berada di tangannya—memaksa sebagian besar untuk merapat kembali ke tempat peneduhan terdekat.

Lee Sungmin tidak benci hujan. Ia hanya tak suka karena cuaca itu datang di saat yang tak tepat; ketika ia baru saja keluar dari dalam rumah yang hangat akibat perdebatan besar dengan sang ayah yang tak mengenal kata hak dan kebebasan. Semakin tak suka saja tatkala mendapati dirinya terjebak di bawah sebuah atap kafe yang sedang tutup bersama seorang lelaki tak dikenal.

Pasti ini hari sialnya. Pasti Tuhan mengutuknya yang selalu mengutuk kehidupan yang dijalaninya. Pasti begitu.

Continue reading?

Believe

ws

Believe

[Ketika kau meragu dan diragu.]

.

.

Matahari tengah bersinar dengan teriknya di atas sana. Cerahnya langit dapat membuat siapa saja bersemangat tanpa sebab. Angin yang berhembus mencoba menggoda tirai jendela sesekali sebagai candaan. Ini hanyalah awal hari yang lain setelah berlalunya hari-hari yang telah lewat.

Sebagai salah satu member Super Junior yang memiliki jumlah jadwal di bawah rata-rata, Yesung menghempaskan tubuhnya ke atas kursi dengan sebuah laptop di pangkuannya. Seluruh kancing kemeja yang ia gunakan terlepas sempurna—panasnya cuaca hari ini keterlaluan untuk seseorang seperti dirinya.

Suara desahan yang menggema di dalam kamar Lee Hyukjae tak lagi mengusiknya. Ini adalah hari yang panas dalam arti konotatif bagi dongsaeng-nya itu. Yesung tak mengerti kenapa Eunhyuk tak mau mengecilkan volume film pornonya sedikit saja, padahal dancer itu pasti tahu apa akibatnya jika Leeteuk datang mendadak dan mendengar segalanya.

Continue reading?