High School Series: Memories [Chapter 3]

High School Series: Memories

Track 3A Person Like Tears [DBSK’s Changmin]

[I look at you, my love, though I can’t touch you. I painfully look at that face, at those eyes.]

.

.

Kim Jongwoon ingat hari itu.

Lee Sungmin yang menangis dalam pelukannya, Cho Kyuhyun yang menepuk kepala adiknya berusaha menenangkan, dan Choi Siwon yang memilih diam karena tahu tak dapat berbuat apa-apa.

Ia sudah cukup dewasa saat itu. Perbedaan umur yang cukup jauh di antara dirinya dan Sungmin memang tak menghalangi kasih sayang keduanya. Tapi keputusan orang tua mereka sudah bulat. Setelah bercerai, ayahnya akan membawa Sungmin dan ia harus ikut dengan ibunya.

Yesung tahu apa yang menyebabkan orang tuanya berpisah. Pekerjaan dan perselingkuhan. Kedua orang tuanya sama-sama bersalah. Mereka bercerai setelah merundingan masalah itu dengan baik-baik. Demi hubungan mereka, bukan demi masa depan anak-anaknya.

Lee Sungmin, adiknya, dibawa pergi oleh sang ayah keesokan harinya. Sedangkan ia pindah ke rumah seorang pria tak dikenal yang nantinya akan menjadi ayah barunya.

Seorang yeoja yang bahkan lebih muda dari Sungmin dikenalkan padanya. Ibunya bilang, bocah mungil itu akan menjadi adik barunya. Saat itu Yesung meremehkan. Sungmin adalah satu-satunya adik yang ia miliki. Ia takkan mengakui orang lain sebagai adik kandungnya.

Mengakui Cho Kyuhyun dan Choi Siwon saja butuh waktu beberapa tahun baginya.

Marganya berubah sebulan kemudian. Adik tirinya yang bernama Taeyeon itu tak banyak berbicara. Yesung merasa sedikit bersalah karena bersikap kekanakan. Lagipula, ia bukan tipe yang mudah akrab dengan anak-anak.

Isakan yang didengarnya di suatu malam berhasil membuatnya berpikir dua kali. Tangis Taeyeon yang merindukan eomma-nya membuatnya sadar; bukan hanya ia yang terluka dan merasa kecewa akibat semua yang terjadi. Taeyeon yang jauh lebih muda juga merasakan sakit yang sama.

Yesung mencoba membuka hatinya perlahan. Ia menemukan banyak persamaan di antara dirinya dan Taeyeon. Dan musik penjadi penghubung yang kuat di antara keduanya.

Entah sejak kapan, Yesung merasa ia sudah mengakui keberadaan Taeyeon sebagai adiknya.

Lalu, bagaimana dengan Sungmin?

Namja bersurai red-wine itu tersadar dari tidurnya. Kilatan memori masa lalu yang entah ingin ia lupakan atau sekedar ingin ia kubur dalam-dalam masih terbayang dalam benaknya. Sudah lima tahun berlalu, namun mengapa semua itu masih terasa begitu nyata?

Mendapati Choi Siwon tak ada di sampingnya, Yesung yakin ia sudah terlambat sekarang.

#

Cho Kyuhyun melangkahkan kaki menaiki tangga sekolah dengan santainya. Setelah mencapai ruang penyiaran, ia membuka pintu dan mengintip siapa yang ada di sana. Yesung berdiri dengan sebuah kertas yang mungkin berisikan lirik lagu, sedangkan seorang murid yang ia ketahui teman sekelasnya sedang membaca skrip dan menyebarkan beberapa pengumuman ke seluruh penjuru sekolah.

“Kau sudah di sini ternyata.”

Yesung mengambil salah satu kertas yang tergeletak di sebelah tumpukan buku tak jelas, lalu memberikannya pada Kyuhyun. Sebuah lirik lagu familiar berjudul Your Eyes menyebabkan namja Cho itu mengernyit tak mengerti.

“Sebagai balasan menemanimu tidur beberapa hari lalu, hari ini kau harus bernyanyi denganku,” jelas si guru konseling dengan senyuman tipis. Sekarang Kyuhyun ingat bahwa Yesung adalah tipe orang yang mengagungkan balas budi—entah sejak kapan.

“Aku tak pernah bernyanyi, Hyung. Kau tahu mendengar nyanyianmu dan Sungmin-hyung adalah favoritku. Aku hanya pernah menyanyi beberapa kali bersama kalian dulu,” balasnya tak mau kalah. Yesung kembali membaca lirik di tangannya tak peduli, menyebabkan Kyuhyun meraih head-set dengan pasrah.

“Hari ini, Cho Kyuhyun dari kelas satu akan menjadi teman duet guru kita. Silakan menikmati makan siang dengan lagu ballad berjudul Your Eyes ini!”

Kyuhyun melirik sinis. “Ini akan menjadi pertama dan terakhir kalinya aku menyanyi di depan banyak orang,” desisnya kesal. Yesung hanya menepuk pundaknya seraya menjelaskan bagian mana yang harus Kyuhyun nyanyikan, juga di mana improvisasi dapat dilakukan.

Boojokhaedduhn naui moseup modoo jiwoogo shipuh
Naran saram nuhegen baral guhragon uhbgejji

[I want to erase all of my insufficient former self
It seems like someone like me has nothing to give to you.]

Dalam hati, Kyuhyun menangis dan berharap Sungmin takkan marah atau menyindirnya. Ia juga merutuki suaranya yang kurang stabil akibat lama tak bernyanyi. Yeah, atau mungkin tidak. Kyuhyun sering menyanyikan lullaby untuk Sungmin sebelum tidur, karena Sungmin bilang, ia mencintai suaranya.

Nuhl wuhnhaneun mankeum soomkyuhon nae jinshim majuhdo
Geu hanbuhndo nuhege boyuhjoon juhk uhbsuhsseunigga

[The side of me that I kept hidden, the one that wants you, my sincerity
Not even once was I able to show it to you so.]

Tanpa sadar, ia menolehkan kepala mendengar suara Yesung yang mulai menyanyi. Kyuhyun tak menyangka mendengar suara Yesung sedekat ini ternyata begitu menenangkan. Sekarang ia tahu mengapa Sungmin begitu mengagumi suara kakaknya sejak kecil. Ingatannya tak terlalu bagus mengenai keakraban mereka di masa lalu.

Han buhn, nal dorabwa nuhmoo muhlji anheun gose
Yuhjuhnhi suhinneun deut hae

[Just once, look back at me
It seems you’re still not standing too far away.]

Kyuhyun mencoba menghayati bait demi bait kali ini. Ia takkan mau kalah jika menyangkut masalah Sungmin. Teman kecil yang dicintainya itu juga sering memuji suaranya, jadi, siapa takut?

Ajik giuhkhaneunji nuhmani juhnbooin nal midneunji
Uhnjekkaji ne gyuhte nal dool soo inneun guhnji

[Do you still remember, do you believe that it’s only you for me
Do you know how long you can keep me by your side?]

Yesung tersenyum melihat Kyuhyun yang mulai serius. Ia memang pernah menyanyikan lagu ini bersama Kyuhyun di kelas musik—dengan berbagai alasan dan juga ketidak sengajaan, dan mungkin bocah di sebelahnya itu sudah lupa. Setelah kali ini bernyanyi bersama Kyuhyun, sepertinya ia harus mengajak Sungmin di lain kesempatan.

Ah, apa dongsaeng-nya itu masih suka menyanyi sekarang? Yesung merasa ia tak lagi tahu apapun mengenai Sungmin jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu ketika mereka masih dalam satu keluarga yang sama.

Nuhlbeun sesange dan han saram (Nuhman wuhnhaneun na)
Iruhn nareul algo inneunji

[In this large world, there’s only one person (I only want you)
Did you know this about me?]

Yang Yesung tahu, ia benar-benar ingin menemui Sungmin sekarang.

#

Lee Sungmin mendengar semuanya—tentu saja.

Ia mencintai suara Yesung dan suara Kyuhyun yang mampu membuatnya merasa tenang dan nyaman. Sungmin tak dapat memilih jika ia diperintahkan untuk memihak pada pemilik suara yang lebih bagus. Atau mungkin karena yang ia cintai adalah Yesung, Sungmin akan memilih kakaknya.

Tapi ia bukan memihak kakaknya karena suara kakaknya lebih menakjubkan—suara Yesung dan Kyuhyun imbang dan sama-sama tak terkalahkan baginya. Sungmin benar-benar takkan bisa memilih. Ia cinta suara Yesung yang berhasil mengalihkan dunianya. Tapi ia juga cinta suara Kyuhyun yang selalu berhasil membuatnya tenang ketika bimbang.

Cho Kyuhyun sama seperti Lee Soonkyu. Mereka berdua adalah adik tak sedarah yang sangat ia sayangi. Meski Sungmin mengenal Kyuhyun lebih lama, ia menyayangi Sunny seperti ia menyayangi Kyuhyun—karena adik perempuannya itulah yang membuatnya mampu bertahan ketika Kyuhyun harus absen dari hadapannya.

Sungmin tak pernah menginginkan memiliki adik sejak dulu. Ia takut kasih sayang Yesung akan terbagi dua dan tak lagi menjadi miliknya seorang. Meski iri jika melihat Siwon mengerjai Kyuhyun hingga menangis dan berakhir kembali tertawa, Sungmin merasa ia baik-baik saja karena Yesung ada di sisinya.

Namun Kyuhyun berbeda. Kyuhyun adalah anak tunggal—Siwon memang saudaranya, tapi hubungan darah mereka tak sekuat hubungan darahnya dan Yesung. Ketika ia bertanya pada pemilik rambut ikal itu, Kyuhyun mengatakan bahwa ia ingin memiliki kakak dan adik yang banyak hingga ia takkan kesepian.

“Tidak masuk akal,” gumam Sungmin tanpa sadar. Semua orang punya kesibukan masing-masing. Bahkan jika Kyuhyun memiliki banyak saudara, belum tentu saudara-saudaranya itu bersedia menjadi teman bermainnya di tiap saat.

Meski dulu ia tak ingin memiliki adik, Sungmin merasa ia telah menjadi seorang kakak yang baik sekarang. Ia bersedia menemani Kyuhyun kapan pun teman kecilnya itu meminta. Ia bersedia menemani Kyuhyun tidur tiap malamnya. Ia juga bersedia menjadi tempat sampah di mana Soonkyu bisa meluapkan perasaannya. Ia bersedia pula diganggu oleh Soonkyu di pagi hari tanpa merasa keberatan.

Sekarang, Sungmin benar-benar tak keberatan menjadi seorang kakak. Dengan begitu ia akan semakin dekat dengan Yesung. Ia akan merasakan suka-duka menjadi seorang kakak seperti yang Yesung rasakan. Sungmin akan menjadi kakak yang baik seperti kakaknya—dengan begitu Yesung akan bangga dan semakin menyayanginya.

Mungkin.

Tapi sampai kapan ia akan melakukan segalanya hanya karena Yesung?

Berkali-kali Sungmin mencoba kembali menafsirkan perasaannya pada Yesung. Mungkin yang ia rasakan hanyalah rasa cinta adik ke kakaknya yang sedikit berlebihan. Mungkin ia mengidap brother-complex tingkat akut yang mustahil diobati. Mungkin ia tidak benar-benar mencintai Yesung seperti yang selama ini dipikirkannya.

Namun jika salah satu kemungkinan itu memang benar, kenapa mencintai kakaknya itu terasa sesakit ini? Kenapa dadanya selalu sesak ketika melihat Yesung akrab dengan orang lain selain dirinya? Kenapa ia marah ketika Yesung memutuskan untuk kembali bernyanyi demi orang lain, bukan demi dirinya?

Sungmin menyandarkan punggungnya pasrah. Ia mencintai Yesung sampai rasanya ia akan gila.

Ia pernah membaca novel tentang adik yang mencintai kakak kandungnya. Tapi akhir kisah itu berakhir bahagia. Ternyata kedua orang itu bukan saudara kandung—mereka tak punya hubungan darah apapun. Sungmin tertawa miris. Khayalan hanyalah khayalan semata. Kisahnya tak semudah kisah novel yang ia baca.

Yesung. Adalah. Kakak. Kandung. Yang. Sedarah. Dengannya.

Mungkin ia adalah satu dari beberapa orang yang mengalami hal seperti ini dalam kehidupan. Kebanyakan orang malah membenci saudara kandungnya—tapi Sungmin malah mengalami hal bertolak belakang.

Ia benar-benar tak tahu lagi harus berbuat apa mengenai perasaannya.

#

“Sungmin-hyung?”

Kyuhyun menatap namja yang telah ia anggap hyung-nya itu tanpa berkedip. Ah, tapi dia tak boleh menganggap Sungmin sebagai hyung-nya. Jika begitu, ia takkan bisa memiliki Sungmin karena seperti yang pernah sunbae-nya itu bilang, menjadi saudara dari orang yang kau cintai berartikan kau takkan bisa memilikinya selamanya.

Pemilik marga Lee itu masih terdiam dengan tatapan kosong. Kyuhyun tahu apa yang Sungmin pikirkan. Kyuhyun selalu tahu. Ia ingin menyalahkan seseorang karena menyebabkan Sungmin-nya seperti ini, tapi ia tahu tak ada yang bisa disalahkan.

Yesung tak melakukan apapun hingga membuat Sungmin mencintainya. Bila ada yang harus disalahkan, Kyuhyun tahu Sungmin lah yang pantas menjadi pihak yang salah karena membiarkan perasaan itu tumbuh semakin besar dari hari ke hari—bukan menepis dan menganggapnya seperti angin lalu.

Tapi Kyuhyun juga tahu; jika Sungmin bisa menepis perasaan itu, pasti namja itu telah melakukannya dari jauh hari. Mana mungkin Sungmin mau tersiksa akibat perasaannya sendiri.

Kyuhyun merasakan sesak menghimpit dadanya melihat Sungmin meneteskan air mata. Demi Tuhan Sungmin memiliki pribadi yang keras dan nyaris tak pernah menangis semasa hidupnya. Kyuhyun kesal karena pertahanan orang yang dicintainya itu selalu runtuh jika menyangkut masalah kakak kandungnya.

Ia mencintai Sungmin dalam diam bertahun-tahun. Ia memendam tangis dan menggantikannya dengan senyuman ketika Sungmin bercerita tentang kakak yang dicintainya. Ia memilih diam ketika Sungmin meninggalkannya demi mengunjungi Yesung di ruangan guru konseling. Ia menahan rasa bahagianya ketika Sungmin memeluknya atau memuji sesuatu tentang dirinya.

Kyuhyun tak tahu cinta pertamanya akan terasa sesakit ini. Ia juga tak berharap jatuh cinta dan terlibat percintaan satu pihak yang bahkan tak menemukan akhir setelah bertahun-tahun berlalu tanpa sadar.

Tapi Kyuhyun takkan menyesal pernah jatuh cinta pada orang seperti Lee Sungmin, karena ia mencintai namja itu tulus dari dasar hatinya. Dan ia percaya, cinta tulus yang tak menuntut selalu menemukan jalan keluar terbaik di akhir cerita.

ToBeContinue

Credit song: Super Junior’s Fourth Album – Bonamana; Your Eyes [Yesung & Kyuhyun duet]

5 thoughts on “High School Series: Memories [Chapter 3]

  1. um~ aku masih bingung knp kyu berfikir kalau Ming akan marah atau menyindirnya saat ia bernyanyi bersama yesung?? Bukankah Ming juga menyukai suaranya? O.o

    Lanjuttt baca chap selanjutnya kkkk~

  2. apa yg chingu deskripsikan bener” nyata..

    seringkali hubng saudara sedarah jauh lbh buruk dibanding dg orang yg tak memiliki keterkaitan apa pun..

    secara pribadi, aku jg berharap mempunyai seorang kakak sperti yesung.. hehe

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s