One Kiss [Chapter 3]

One Kiss

Chapter 3First Problem

[—Because I was born as me, I couldn’t know about this common kiss and this rough heart.]

.

.

Oppa, kenapa kau menggunakan syal?”

Yesung menyentuh ujung syalnya tanpa maksud tertentu, lalu tersenyum manis sebagai jawaban. Ia bingung harus menjawab apa—cuaca sangatlah cerah hari ini, dan ia tak sedang terserang flu atau pun demam. “Hanya untuk menghangatkan diri, tadi pagi udara benar-benar dingin.”

Stephanie Hwang mengangguk sebagai tanggapan. Sebagai sesama murid baru, ia dan Yesung dapat mengakrabkan diri dengan cepat. “Soal murid yang membawamu pergi kemarin, siapa dia, Oppa?” Ia bertanya ketika mereka tengah berjalan beriringan keluar dari perpustakaan sekolah. Tiffany memeluk dua kamus tebal di tangannya erat, menolak ketika Yesung menawarkan untuk membawakan.

“Ah, dia…” Yesung memberi jeda, tak tahu harus menyebut Kyuhyun sebagai apa. “—hanya sebatas kenalan, teman dari Heechul-hyung.” Tangannya bergerak menyentuh tengkuknya, entah mengapa merasa bersalah karena menyebut pemuda Cho itu sebagai sekedar kenalan meski nyatanya memang demikian.

Tiffany mencuri pandang, kurang yakin namun bukan berarti tak percaya. Jika benar sebatas kenalan, kenapa orang itu berani merangkul Yesung dan membawa namja di sampingnya pergi hingga membolos sebagian besar pelajaran? Ia mengangkat bahu ringan, merasa bahwa siapa pun sosok itu bukanlah urusannya.

Setelah menemukan sebuah bangku kosong di taman sekolah, keduanya memutuskan untuk duduk di sana. Yesung menyandarkan punggungnya pada sandaran yang ada, menghirup udara pagi menjelang siang yang masih segar. Mungkin hari ini ia harus langsung pulang ketika sekolah usai, mengistirahatkan diri di atas tempat tidurnya yang nyaman.

Yang penting, harus menghindari Cho Kyuhyun.

Oppa, bisa bantu aku mengerjakan tugas Kim-seonsaeng siang ini?”

Yesung mengerjap dan menolehkan kepala, kemudian mendapati Tiffany tengah cemberut dan menutup kamus di pangkuannya putus asa. Teman sekelasnya itu adalah murid pindahan dari Amerika—semua yang melekat pada diri Tiffany masih sangat identik dengan budaya barat, menyebabkannya susah mempunyai teman dan tertinggal di mata pelajaran menyangkut budaya dan bahasa Korea.

“Tentu saja,” jawabnya menyanggupi. Yesung tak mempunyai kegiatan lain hari ini, dan memiliki seorang teman di rumahnya yang bagai tak berpenghuni tak pernah mejadi ide yang buruk.

Gomawo, Oppa!” Tiffany memamerkan eye-smile miliknya—satu dari beberapa hal yang merupakan favorit Yesung pada gadis di sebelahnya. “Tolong kirimkan alamatmu melalui e-mail pulang sekolah nanti, ne?” pintanya sebelum kembali berkutat pada ribuan kata dalam sebuah kamus kusam.

Yesung mengangguk sebagai tanggapan, memperhatikan keseriusan yeoja cantik yang merupakan satu-satunya temannya untuk saat ini. Tiffany adalah tipe gadis pantang menyerah yang mau bekerja keras; jarang sekali ditemukan di jaman seperti sekarang. Yesung merasa seharusnya Tiffany menjadi seorang gadis populer, bukan berteman dengannya dan menghabiskan waktu membaca kamus di taman sekolah.

Dan soal populer, sepertinya Heechul pernah berkata bahwa Kyuhyun adalah murid yang populer.

Kemarin, ketika menemaninya makan, Yesung tak terlalu mendengarkan apa yang Heechul katakan, tapi ia sempat mendengar penjelasan seperti; Kyuhyun adalah murid jenius yang populer bukan hanya karena tampang, namun juga karena seringnya namja itu terlibat masalah dan dicap serampangan.

Bukankah seseorang yang serampangan itu mengerikan? Ketika menanyakan hal semacam itu, Heechul hanya tertawa pelan dan berkata bahwa Kyuhyun sebenarnya tak pernah bersalah, melainkan selalu terlibat masalah karena orang populer memang sering dicemburui banyak orang. Yesung mulai berpikir mungkin saja sikap Kyuhyun yang terkesan cuek itu akibat dari lelah dihadang masalah.

Dan, soal perilaku tak wajar seperti ciuman…

“Aku tahu insiden bertabrakan dan jatuh dengan posisi bibir saling menempel itu bukan salahmu, tapi kau beruntung Kyuhyun tak mempermasalahkan hal itu lebih lanjut. Kurasa menjadi adikku sama sekali takkan menciutkan nyalinya jika dia benar-benar marah. You know, it was his first kiss, just like what happened to you.”

Yesung tak mengerti apa istimewanya ciuman pertama. Atau memang yang pertama selalu istimewa? Ia memang mempermasalahkan ciumannya yang dicuri beberapa kali, tapi bukan karena itu adalah ciuman pertama—sekedar karena, well, itu adalah ciuman.

Mungkin terlalu lama menghindar dari dunia luar menyebabkannya tak tahu pentingnya beberapa hal, tak mengerti hal yang seharusnya dimengerti, dan hal lain sejenisnya. Namun Yesung tak menyesal pernah mengurung diri; dunia luar memang menyeramkan karena orang jahat bisa berada di mana saja dan kecelakaan bisa menimpa tanpa aba-aba.

“Kibum-ah…”

Tiffany menolehkan kepalanya ketika mendengar Yesung menggumamkan suatu hal. “Kau bilang apa, Oppa?” tanyanya bingung. Angin berhembus pelan mengacak surai halusnya, sedangkan Yesung bergeming dan tersenyum sendu entah secara sadar atau tidak.

#

Ini kedua kalinya Kyuhyun mendapati Yesung tengah berbincang antusias dengan seorang gadis yang sama.

Berusaha terlihat tenang, ia menyandarkan tubuhnya pada tembok di samping gerbang sekolah—kedua tangannya menyilang di depan dada, sedangkan sepasang matanya menatap tajam Yesung dan berharap pemuda itu menyadari keberadaannya.

Di seberang sana, Yesung melambaikan tangan ketika Tiffany masuk ke dalam mobil yang menjemputnya dan berlalu tak lama kemudian. Secara tak sengaja ia melihat gerbang sekolah berjarak beberapa puluh meter di seberang sekolahnya berada, lalu menemui Kyuhyun tengah menatapnya tajam dan kurang bersahabat.

Sebelum sempat mengeluarkan suara, Kyuhyun menggerakkan tangan dan memberikan kode pada Yesung agar segera menyeberang dan menghampirinya. Yesung melirik jalanan yang berada di depannya ragu, setelahnya kembali menatap Kyuhyun yang berdiri menunggunya.

Seharusnya jarak mereka hanya sekitar lima puluh meter, tapi kenapa seolah Kyuhyun sangat jauh dan semakin jauh tiap detiknya?

Yesung menyentuh kepalanya yang terasa sakit. Dunia seolah berputar cepat dan ia terombang-ambing tak tentu arah—merasa mual dan ingin muntah pula seketika. Keringat dingin menetes dari pelipisnya, sedangkan tubuhnya gemetar hebat.

Kyuhyun tak mengerti mengapa Yesung menyentuh kepalanya dan berekspresi seolah menahan sakit atau sejenisnya. Ia berlari ketika tak ada kendaraan yang berlalu, menyeberangi jalan dan langsung menarik Yesung yang limbung dan hampir terjatuh. Panik mendera seketika; beberapa menit yang lalu, namja dalam pelukannya masih baik-baik saja.

“Yesung-ah? Kau tidak apa-apa?”

Dengan mata yang terpejam, Yesung mengepalkan tangannya kuat. Memori masa lalu yang ia kubur dalam-dalam berputar bagai sebuah video dalam benaknya. Cukup menyesakkan. Ia menarik napas dalam, berharap lupa ingatan atau apapun—karena baginya, lebih baik mengulang kembali perjalanan hidupnya daripada mengingat kenangan pahit tersebut.

Setelah beberapa menit, Yesung merasa bahwa segalanya mulai membaik dan kembali ke sedia kala.

Kwaenchana,” balasnya dengan suara serak. Kyuhyun tahu Yesung tidak baik-baik saja. Ia memutuskan untuk membantu Yesung berdiri perlahan, tak bertanya apapun, menuntun menyeberangi jalan—kali ini Yesung merasa cukup bingung—dan mendorong pelan agar bersedia masuk ke dalam mobilnya.

Setelah menemukan sebotol air dingin dari dalam tasnya, Kyuhyun memberikannya pada Yesung yang menolak dengan senyuman. Tapi ia bersikeras, menyebabkan pemuda Kim itu berakhir meminumnya juga. “Terima kasih, Kyuhyun-ssi.”

Kyuhyun menghela napas, ternyata mendengar Yesung memanggil dirinya dengan embel-embel –ssi dapat membuatnya lelah. “Cukup panggil aku Kyuhyun.” Kembali mencuri pandang. Ia berakhir menyalakan mesin mobil dan keluar dari sekolah, berusaha menerima jika Yesung memang tak ingin memberitahu apapun padanya.

“Aku mengidap agyrophobia,” ucap Yesung merasa bersalah karena Kyuhyun pasti merasa kesal akibat rasa penasaran. “Maksudku, phobia menyeberangi jalan,” jelasnya seraya meringis, merasa konyol dengan dirinya sendiri.

Meski mendapatkan infromasi baru, Kyuhyun mencoba untuk tak terlalu antusias. “Tapi kau baik-baik saja ketika menyeberangi jalan bersamaku tadi, atau kemarin.”

Yesung mengangguk menyetujui, hal itu lah yang masih membuatnya bingung hingga saat ini. “Aku tak tahu, tapi keadaanku memang akan selalu seperti itu di saat hendak menyeberangi jalan—pusing dan sebagainya—kecuali ketika bersama Heechul-hyung—“ Yesung melirik Kyuhyun yang sibuk dengan kemudinya. “—dan dirimu.”

Jadi, dirinya pengecualian? Kyuhyun tersenyum senang, melupakan rasa kesal yang sempat melanda akibat melihat keakraban Yesung dan yeoja yang sama dengan hari sebelumnya, siapa pun itu terserahlah.

“Setelah kuperhatikan, ada saatnya kau terlihat mirip dengan Kibum.” Yesung menolak untuk menatap Kyuhyun, berusaha memusatkan pandangan pada tali sepatunya yang terlepas. “Mungkin karena itu,” sambungnya pelan.

Kyuhyun baru saja hendak menanyakan tentang orang bernama Kibum itu ketika mobilnya berhenti dan Yesung melesat keluar dengan cepat. “Maaf merepotkanmu, terima kasih untuk tumpangannya,” kata si namja merah marun ragu, lalu berlari masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Kyuhyun yang terperangah.

Entahlah. Yesung hanya tak ingin dibebani oleh hal yang merepotkan hari ini—dan Kyuhyun adalah contoh hal merepotkan. Kakinya melangkah cepat, setengah berlari menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar, menghempaskan tubuh ke atas tempat tidur, menghela napas.

Hari yang melelahkan.

Syal yang ia gunakan ia lepas perlahan, lalu menyalakan handphone untuk mengirimkan alamat rumahnya pada Tiffany dan memberitahu Heechul bahwa ia sampai dengan selamat. Yesung meletakkan alat elektronik itu di sembarang tempat. Kali ini tangannya bergerak untuk melepaskan dua kancing teratas seragamnya, kemudian pandangannya bertumpu pada sebuah pigura di atas meja kecil tepat di sebelah tempat tidurnya berada.

Jongwoon mengacak surai kemerahannya tanpa sebab, entah kapan terakhir kali ia merasa sekacau ini.

“Meninggalkan seseorang yang mengantarmu pulang tanpa menawarkan untuk mampir bukan perilaku yang baik, kau tahu?”

Mendapati suara bass yang familiar itu, Yesung bangkit dan terduduk di atas tempat tidurnya seraya melemparkan pandangan polos. Kyuhyun berdiri di ambang pintu kamarnya—lalu berjalan masuk, sedikit memperhatikan interior kamarnya sebelum duduk di tepi tempat tidur.

Kyuhyun mengalihkan pandangannya ketika mendapati sebuah pigura berisikan foto Yesung ketika kecil bersama dengan seorang bocah lain yang ia ketahui bukan Heechul. Mungkin ini yang orang sebut dengan cemburu; seperti ketika melihat Yesung tersenyum karena orang lain atau menyebut nama orang lain di depannya.

“Benar-benar belum hilang, ya?” Ia bertanya dengan maksud mengalihkan pembicaraan. Wajah Yesung kembali merona ketika menyadari apa yang Kyuhyun maksud—’tanda’ di tubuhnya yang ia tutupi dengan syal dan seragam. Ketika hendak mengancingkan seragamnya, Yesung mendapati tubuhnya didorong hingga jatuh berbaring dengan posisi Kyuhyun berada di atasnya.

“Hari ini kau sangat menyebalkan, Yesung-ah.”

“Eh?”

Sepasang mata Kyuhyun menatap Yesung tegas, mencoba menyampaikan apa yang ia rasa. “Kau membuatku cemburu dan khawatir di saat yang bersamaan. Jahat sekali,” bisiknya masih dengan posisi yang sama. Ia mengecup pipi Yesung sekilas sebelum melanjutkan, “Lalu apa maksudmu memamerkan dadamu di depanku? Mencoba menggoda, hm?”

Yesung menurut ketika Kyuhyun menuntunnya untuk mengalungkan kedua tangannya di sekeliling leher Kyuhyun. Tubuhnya menegang ketika Kyuhyun menyusupkan wajah di ceruk lehernya, memilki firasat bahwa kejadian kemarin akan kembali terulang.

“Ma-maafkan aku membuatmu khawatir, tapi a-aku tak bermaksud apapun. Cemburu? Menggoda?” tanyanya tak mengerti. Yesung mengeratkan pelukannya ketika Kyuhyun mulai berniat meninggalkan tanda baru di lehernya—tanpa sadar semakin mempermudah akses namja Cho yang kini menindihnya.

Kyuhyun menyeringai ketika mendengar Yesung mendesah pelan. Ia menyudahi kegiatannya dan memilih untuk memandang wajah memerah sang pemilik hazel yang menjadi favoritnya. Kyuhyun  menyatukan bibirnya dengan bibir Yesung sejurus kemudian, mendominasi namun tetap penuh perasaan.

“Kurasa aku sudah pernah mengatakan bahwa kini kau milikku, Yesung-ah,” ucapnya ketika tautan itu terlepas. Keadaan Yesung ketika kehabisan napas dengan wajah memerah dan sedikit saliva selalu berhasil membangkitkan hasratnya. “Menjadi milikku berartikan kau tak boleh dekat dengan siapa pun selain diriku.”

Setelahnya, pintu kamar yang diketuk mengejutkan keduanya. Seorang pelayan berseru dari luar, berkata, “Jongwoon-ssi, teman Anda menunggu di ruang tamu.” Sebelum langkah kakinya terdengar menjauh meninggalkan kamar.

“Temanmu?” tanya Kyuhyun bingung. Yesung segera teringat janjinya untuk membantu Tiffany siang ini—namun tak berani meminta Kyuhyun untuk menyingkir. “Kau mau menemuinya? Tapi aku sama sekali belum puas.” Kyuhyun berujar tak acuh.

Dengan ragu, Yesung menggigit bibirnya bingung. “A-aku harus menemuinya, Kyu.” Entah mengapa memanggil Kyuhyun tanpa embel-embel –ssi terasa sulit baginya, sehingga Yesung memilih untuk mengikuti jejak Heechul yang pernah memanggil Kyuhyun dengan sebutan Kyu.

Mendengar panggilan itu, Kyuhyun menyeringai tanpa sadar. “Apa yang akan kudapatkan nanti jika aku melepasmu sekarang?”

Yesung melirik seluruh penjuru kamarnya, tak tahu harus memberikan Kyuhyun apa. “Kau mau permen? Atau cokelat? Kue?” Kedua mata sipitnya mengerjap bingung, kehabisan akal ketika Kyuhyun tertawa untuk pertama kali di hadapannya.

Di luar perkiraan, tawa Kyuhyun sangat menghipnotis dan menyenangkan.

“Aku menginginkanmu.” Tak mengerti, Yesung memiringkan kepala penuh tanya. “Setelah urusan temanmu selesai, kau harus langsung kembali ke kamar ini. Aku akan menunggumu di sini,” jelas Kyuhyun, lalu membaringkan tubuhnya di samping Yesung.

“Baiklah,” jawab Yesung seraya meraih syal dan mengancing seragamnya—mungkin aneh, tapi kini ia merasa sedikit berat meninggalkan Kyuhyun untuk menemui Tiffany di bawah. “Aku akan segera kembali.”

Kyuhyun menghembuskan napas frustasi setelah Yesung meninggalkan kamar. Ia bisa gila jika berada di sisi namja manis itu lebih lama. Yesung terlalu polos, menggemaskan, namun menggoda di saat yang bersamaan. Ia takkan bisa menahan diri jika tadi tak ada gangguan yang datang.

“Halo, Hyung-ah?” panggilnya ketika sambungan telepon telah terhubung. Ia sengaja menghubungi Heechul untuk memastikan mengenai phobia Yesung dan alasan mengikuti home-schooling di Jepang, bukan Korea.

“Kyuhyun? Ada apa?”

Setelah menceritakan apa yang terjadi pada Yesung dan apa yang Kim muda itu katakan, Kyuhyun mendapati Heechul terdiam selama beberapa saat di seberang sana. Helaan napas terdengar tak lama kemudian, dilanjutkan oleh penjelasan panjang di luar perkiraan.

“Sebenarnya aku memiliki dua adik. Adik bungsuku yang bernama Kibum meninggal di umur enam tahun akibat tertabrak mobil ketika menyeberangi jalan bersama Yesung yang hanya setahun lebih tua—saat itu jalanan sedang sepi, tapi… entahlah. Semua berakhir seperti itu, dan Yesung menyalahkan dirinya sendiri yang tak ikut meninggal bersama Kibum.”

Ada rasa enggan dalam diri Heechul ketika menceritakan kejadian ini, tapi ia merasa Kyuhyun berhak tahu karena tampaknya Yesung mulai akrab dengan namja Cho yang merupakan hoobae-nya itu. “Sejak saat itu Yesung menolak keluar rumah dan pingsan tiap kali menyeberangi jalan. Ibuku memutuskan untuk membawanya ke Jepang dan menitipkan Yesung pada adik kandungnya di sana. Kami masih sering berhubungan, dan dia mengalami banyak kemajuan seperti berani menyeberangi jalan jika sedang bersama denganku.”

Kyuhyun mendengar dengan seksama, tak tahu ada kisah semacam itu di balik ketakutan yang Yesung rasakan. “Sepuluh tahun merupakan waktu yang lama. Yesung menghabiskan sebagian besar masa remajanya di dalam rumah hanya untuk menyalahkan diri sendiri. Aku bersyukur dia berubah cukup banyak sekarang, tapi mendengar ceritamu, tampaknya rasa takut dan bersalah itu masih ada dalam dirinya.”

Setelah jeda panjang, Kyuhyun berkata, “Aku akan melindunginya, Hyung. Kau tak perlu khawatir.”

#

Tiffany tersenyum bahagia setelah tugasnya selesai dengan sempurna. Entah berapa kali ia mengucapkan terima kasih pada Yesung, namun rasanya semua itu belum cukup.

“Aku akan membelikanmu sesuatu, Oppa. Apa ada makanan yang kau inginkan?”

Yesung menggelengkan kepala ringan—membantu teman adalah hal yang wajar menurutnya. “Lebih baik bantu aku mengerjakan tugas Bahasa Inggris di lain waktu,” ucapnya seraya meringis mengingat nilainya yang sering di bawah rata-rata.

“Tentu saja!” seru Tiffany antusias. Keduanya melangkah menuju pintu rumah, lalu berhenti setelah melihat mobil yang menjemput Tiffany telah tiba. “Aku pulang dulu, Oppa. Sekali lagi, terima kasih untuk bantuanmu hari ini,” ucapnya dengan senyuman penuh.

Dengan tawa kecil, Yesung mengangguk dan memperhatikan kepergian Tiffany dalam diam.

“Sudah selesai?”

Spontan, ia menolehkan kepala ketika merasakan sepasang lengan memeluknya dari belakang—tentu saja Kyuhyun—dengan aura tak terbaca. Yesung kembali mengangguk, tersentak ketika Kyuhyun menghembuskan napas di telinganya. “Apa yang kau lakukan dengan yeoja itu?”

Yesung mengingat-ingat. Semua yang ia lakukan dengan Tiffany tak jauh dari segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas dan pelajaran. “Aku membantunya mengerjakan tugas Bahasa Korea,” jawabnya jujur—menyebabkan Kyuhyun tak dapat mengatakan sesuatu lebih lanjut.

“Aku tau suka kau dekat dengannya.”

“Kenapa?”

Kyuhyun mengecup pipi Yesung dengan sekali gerakan, lagi-lagi tanpa peringatan. Rasa kesal yang sama menghampirinya; rasa kesal yang orang sebut sebagai rasa cemburu berat. Wajahnya ia dekatkan pada telinga Yesung yang agak memerah, mengecup bagian sensitif itu sebelum berakhir menjilatnya secara seduktif—masih dalam posisi yang sama.

“Ngghh… K-Kyu?”

Tangan Yesung bergerak meremas pakaiannya sendiri sebagai pelampiasan, lagi-lagi Kyuhyun membuatnya merasakan sensasi yang aneh namun sulit untuk ditolak. Ia dapat merasakan tubuhnya diputar dan disandarkan pada salah satu tiang penyangga rumah—dan kini, apa yang ada dalam pantulan matanya hanyalah wajah serius Kyuhyun yang baru ia sadari ternyata begitu mempesona.

Sekali lagi, Kyuhyun mendekatkan wajahnya tanpa berhenti menatap dalam manik hazel di hadapannya. Ketika jarak di antara mereka tersisa kurang dari lima senti, Kyuhyun berbisik dengan nada rendah. “Aku sudah megatakan ini sebelumnya; karena aku cemburu dan karena kau adalah milikku.”

ToBeCont

This chapter is dedicated to May-unnie who these days love to remind me to update this fict *laughs* sorry for the late update! The next chapter will take more time than usual, maybe you should wait until the first of July. Mianhae><

86 thoughts on “One Kiss [Chapter 3]

  1. This chptr special for me??
    Kekeke…… Thanks honey…
    You know…
    I’m waiting for long time for this cptr -_-

    Ahh…
    Aku kira tadi itu Kibum ada something special sama yesung, kayak pacar, masalalu or something
    But..
    I was wrong! XD
    Kibum adiknya -_- T.T
    Padahal berharap kibum itu orang yg bs gangguin yesung sama kyu xD #wink

    Kyunya nyosor aja -_-
    Yesung juga nurut aja -_-

    Kyuhyun udh punya hak penuh atas yesung..
    And you also mine xD

    Kenapa updatenya awal july sayang? -_- itu lama…. Dan ini baru tanggal 20 -_-

    Ah.. And at least
    Author-ssi 🙂 :* :p

    1. Ne, karena Unnie yang paling cerewet mengingatkan untuk update fict ini XD
      One Kiss ini edisi lovey-dovey, Unn~ Nggak ada masalah spesifik, sedangkan sekuel dari One Kiss baru edisi penuh konflik hahaha
      Bulan ini aku sudah publish 4 chapter fict, takut readers bosan hehe and don’t call me Author-ssi! Gomawo, saranga^^

  2. aaa..
    aq suka suka suka..
    Ff’a bgus chingu, ska m krakter kyu yg over m yesung.,
    q kra kibum bkal jd org k’3, tw’a ade’a yesung.,
    chingu, bnykin kissu kissu’a lg y.,;-)

  3. huaaaaa annyeong~~~ aku readers baru dan aku suka banget cerita kamu >< Kyuhyun appa pervert banget uhhh kasian Yesung mommy TT tapi malu malu kucing wkwkwkkw aduh ditunggu lanjutannya ya thour dan jangan lama lama *ditampol* -_-v

  4. OMG… yesung oppa polos bgt ya dirimu… aduh kyu.. kasihan yesung di grepe-grepein mulu 😦
    Dasar kyuhyun pervert…

  5. kyuhyun over protective bgt ma yeye oppa….tp lucu juga liat yesung yg polos kya gitu…pokoknya pesen buat yeye oppa..ati2 sama si kyupil….hahaha
    lanjut y thor…..update kilat….

  6. waks XD kyu-yaaaa~~ pervert sekali eoh???
    trus gimana kelanjutannya? apakah akan ada hal lain?
    kenapa kyu udah tiba2 possessive bgt wkwkwkwkw…
    tapi keren…
    aw >///< penasaran apa yg akan terjadi pada mereka selanjutnya..
    gimana perasaan yesung sebenarnya???
    shiki~~~ gimme lemon juseyo~~ /dor/ wkwkwk
    ditunggu chap berikutnyaaaaaaaaa~~
    cepet yaaaaaaa hahahahahaha…
    hwaiting!! ^^

    1. Dugeun, duguen… Apa yang akan terjadi~ Bagaimana perasaan Yesung~ XD
      Aku innocent, Unnie~ aku nggak bisa bikin lemon *laughs*
      Gomawo Unnie^^

  7. aku ngikutin FF ini dari awal di FFn jadi mianhae kalo coment langsung di part 3…
    selalu suka ama ini FF 🙂
    kyu pervert, yesung polos ! perpaduan yg tepat xD

  8. Yaaaahhhh kok pndk amat chap ini.
    Duuuuh kyu bnr2 dh liat yesung bwannya pgn nyosor aja tp sk sih sm kyk yg kyk gn.
    Yesung kelwt polos jd kyu mkn sng ngerjainnya..
    Di tunggu chap dpn secptnya

  9. Jiah~ kok tbc sich . . . Mana adgan pervert.na Kyupil ke Encung ?! Kyaaa~ nae kepo pkek beud~

    musti apdate kilat.. !? *maksa #Plakk

  10. kyu maen nyosor aj tuch,,yesung nurut aj meski masih malu2…^^
    Kasihan yesung yg polos di grepe2-in ma kyuhyun yg sangaaat pervert
    ckckckckck…

  11. asik akhirnya update
    kyu emang sering dpt peran yg possesive,overprotectif serta pervert ama ye tp aq slalu suka apalg kalo ye polos nan unyu”
    ah pngen cpt”update g sabaran

  12. Ampun dah si kyu mah… Maen cipak cipok sembarangan aja. Yesuuung mngapa dirimu bgtu polos eoh???
    Yesung takut nybrang??#ktenang tar aku sebrangin ya… Hehe :DTetnyata yesung punya trouma yg bgtu berat… #peluk yesung

    huh… Lanjuuuttt thor

  13. oya. td aku lihat chap 4nya d protect. bolehkah aku minta pw’y, kalo boleh. krim ke fb aku. “postcard untuk tuhan”

    1. Maaf saya tidak punya FB><
      Mungkin anda bisa mention saya di twitter (@yesungmins) atau PM di FFn (Kuroify)
      Kalau anda tidak punya twitter maupun akun FFn, tolong beritahu e-mail anda^^

  14. Kyuhyun-ssi kau sangat … ><
    ahhh. Yesung kasian digrepe"in, tapi Lanjutkan!!
    Oh iya! Minta PW part4 nya!!
    twitter (@ryeong9Gyu) aku mention. Dibales yah author-ssi ^^

  15. Huaaaaaaa..
    Kyuhyun-ssi, kau sungguh yadong!!
    mengajarkan hal yang tidak benar pada yesung yang polos seperti itu??
    *gelenggeleng
    author bagi pw chap 4!!
    udah aku mention (@ryeong9Gyu)
    Follback dan wajib bales!!
    keep writing ^^

  16. Wuihhhh.My baby naughty now -_-

    Swettttt dah tu kyusubgnya, tp ko kyu main kiss terus, ish dasar pervert

    Good ff chagi ^^

  17. Hwoo.. Ada tiffany eonnie. My favorit members in snsd.. 😀

    Euuumm.. Ku kira kibum pny hubungan spesial sma yesung d msa lalu, ternyta cma adiknya toh.. 😀
    seneng deh, klo gtu gk da yg gangguin hubungan kyusung.. ^^

    hwaaa.. Klo tiffany gk dtng, apa yg d lakukan kyu trhadap yesung d kmar?? Psti si kyu udh melalukan yg ‘iya iya’ ma yesung.. Kkekeke~
    aku penasaran ma perasaan yesung sma kyu?? :/

    owh.. Ya, td aku lyat chaper 4 d protect? Blh mnta PW’y??
    Klo blh tlng kirimin ke email aku..
    Kimminrin52@gmail.com
    gomawo.. 😀

  18. Hwoo.. Ada tiffany eonnie.. My favorit members in snsd.. 😀

    euumm.. Aku kira kibum pny hubungan spesial ma yesung d masa lalu, trnyata cuma adik toh.. Syukur deh klo gtu.. 😀

    hwaaa.. Apa yg akan kyu lakukan selanjutnya klo tiffany gk dtng? Psti kyu udh ngelakuin yg ‘iya iya’ deh.. Kkekeke~
    tp gk pa2 sih..
    #lanjutkaaann
    aku penasaran, gmna perasaan yesung ke kyu.. :/

    owh ya, td aku lyat chapter 4 d protect.. Aku blh mnta PW’y? Klo blh tlng krimin ke email aku kimminrin52@gmai.com
    Gomawo.. 😀

  19. Aku sukaaaa, ,
    aduh kyuhyun maen nyosor aja
    bagi pw chap 4 donk. .
    Inbox d fb q ea Jy Beberie Cloudsfrogy ne please~

  20. like…
    aku minta pwnya yg chapter 4 ne?
    nih email aku =>zumrotusslalu@ymail.com.
    jangan lupa eoni!
    gomawo 😀

  21. eh maaaf chingu boleh mnta pw gk yg chapter 4 soalnya tadi aq gk sengaja lgi cari ff KyuSung ketemu nih ff 🙂
    tapi ko kalau di ffn belum di publish ya chingu kenapa….??

    1. Silakan mention saya di twitter (@yesungmins) atau PM di FFn (Kuroify). E-mail juga boleh, atau mungkin tunggu sampai saya publish di FFn XD
      Akan saya publish secepatnya di FFn kok^^

  22. gara-gara sinyal baru bisa komen,soalnya lagi liburan ke desa-hehehe

    itu kyu pervert amat ya,,
    ih gemes ama yesung,polos banget

    unn minta pwnya chapter4 ya,
    ini emailnya,
    dwilesta5@yahoo.com

  23. aduh kyu belum jadian ajah udah seprotectiv itu plus pervent pula!
    Itu tadi kibum kirain ‘masa lalu’ spesial’y yesung,,,

    oya chingu ko yg chap 4’y diprotec si?bleh minta pw’y?
    Kirim ke rini_17clouds@ymail.com

  24. .huaaa….yesung jgn d apa-apain nanti nangis tu….
    .oenie….jeballl……
    …..

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s