Song for You

Song for You

[—I‘ll let you hear my beautiful voice, but please don’t regret it later.]

.

.

Choi Siwon pertama kali melihat sosok itu di bangku taman, duduk termenung seolah sama sekali tak memiliki pekerjaan. Dari kejauhan, ia dapat memastikan pemuda yang menarik perhatiannya itu mengenakan kemeja putih polos dan celana kain berwarna senada—dari gayanya, Siwon menebak hidup orang itu pasti semonoton kegiatannya sekarang.

Tanpa bermaksud apapun, ia melangkah mendekati si namja berpakaian serba putih dalam diam, lalu duduk di bangku yang sama dan langsung mengeluarkan handphone-nya untuk mengusir rasa bosan. Teman dekatnya, Lee Donghae, tengah berurusan dengan seorang klien dan tak dapat diganggu gugat. Siwon tak mengerti mengapa teman seprofesinya itu meminta untuk ditunggui, dan ia lebih tak mengerti lagi mengapa ia mau menuruti.

Siang hari telah berganti sore sejak setengah jam lalu, membuatnya cukup bersyukur karena tak perlu berjemur sinar matahari hingga berakhir berkeringat dan membasahi baju. Siwon memasukkan alat komunikasi kesayangannya ke dalam saku, memejamkan mata dan bermaksud untuk mengistirahatkan diri sesaat, berusaha tak acuh dengan sosok yang masih bergeming di sampingnya.

Continue reading?