Speak Now: Haunted

Speak Now

Track 9Haunted [TOPYeKai/Canon]

[—Can’t turn back now.]

.

.

Yesung benar-benar tak menyukai situasi seperti ini. Ia senang bertemu dengan fans-nya, menyanyi di atas panggung, berbincang dengan para staf, tapi tidak dengan bertemu Jongin dan Seunghyun dalam waktu bersamaan.

Jongin memandanginya dengan mata berbinar, mengajaknya menghabiskan waktu bersama seusai recording yang menurutnya begitu menguras tenaga (umur bukan penghalang, tapi hei, ia tidak lagi di awal kepala dua). Yesung tak tega menolak, tentu saja—salah satu dancer terbaik EXO itu adalah hoobae yang selalu berperilaku ramah dan menyenangkan—tapi di saat yang sama, Seunghyun datang dengan wajah datarnya untuk merusak suasana.

Di depan ruang tunggu Super Junior, ia dipaksa menghadapi situasi canggung akibat dua orang visual grup yang berbeda. Sama-sama berusaha memenangkannya dalam hal tertentu, memaksanya untuk memilih walau ia tak mau.

“Seunghyun-ah, apa yang kau lakukan di sini?” Ia bertanya basa-basi, melemparkan cengiran kikuk yang menyebabkan lawan bicaranya mencebik. “BIGBANG tidak tampil, bukan—”

“Aku datang untuk menjemputmu. Kurasa aku sudah menghubungimu lebih dari sepuluh kali tapi tak sekali pun kau mengangkatnya,” jawab Seunghyun dengan kekesalan yang kentara. “Jadi aku memutuskan untuk langsung menemui dan menjemputmu paksa, Hyung,” ia melanjutkan kalimatnya tanpa beban.

Tentu yang lebih tua menerima pesan singkat dan misscall dari member tertinggi BIGBANG itu, tapi Yesung berpura-pura tak mengecek handphone-nya, sengaja menghindar dengan maksud ingin pulang bersama Leeteuk dan menghabiskan waktu luang dengan tidur seharian—bukan meladeni Seunghyun yang tak kunjung lelah menghampirinya di manapun juga.

“Uh… Aku…”

Merasa diabaikan, Jongin menyapa salah satu idol paling terkenal itu dengan membungkuk ringan. “Selamat siang, Sunbae,” salah satu tangannya ia gunakan untuk menggenggam pergelangan tangan kanan sang Kim bersurai senada. “Yesung-hyung akan menghabiskan waktu denganku sore ini, maaf membuat usahamu datang ke sini sia-sia.”

Mendengar penuturan Jongin, Seunghyun mengernyit tak terima. Ia menatap Yesung yang mengangkat bahu seolah meminta maaf, lalu beralih pada tangan si member dari grup rivalnya yang digenggam oleh sang hoobae. Seunghyun sungguh tak menyukai ide di mana sesuatu yang membuatnya tertarik dan berusaha sedemikian rupa dikuasai atau disentuh oleh orang lain.

“Kurasa kalian harus pergi di lain hari.”

Yesung menghela napas, dapat menebak kalimat tersebut akan keluar dari mulut si pemuda Choi. “Kurasa Seunghyun benar, Jongin-ah,” timpalnya menengahi, tahu bahwa lelaki yang datang menjemputnya itu takkan mengalah hingga kiamat nanti. “Bagaimana dengan besok? Aku rasa aku bisa menemanimu—”

“Tidak bisa besok, hari lain.”

“Kau ini kenapa, Seunghyun-ah?”

Jongin menarik tangan hyung seagensinya kuat, cukup untuk menyebabkan Yesung kehilangan keseimbangan dan terjatuh di pelukan pemuda Kim lebih muda. Yesung sendiri dapat merasakan tangan Jongin melingkar di pinggangnya, membuatnya merona dan gugup seketika. Ia benar-benar tak menyangka bahwa lelaki jauh lebih muda darinya itu berani berlaku sedemikian rupa.

“Maaf, Sunbae. Tapi aku tidak akan menyerahkan Yesungie-hyung padamu hari ini ataupun besok,” Jongin masih mempertahankan senyuman tipisnya yang menawan, mengakibatkan Yesung yang melihatnya dari dekat terpana dalam diam.

Seunghyun melihat adegan yang baginya menyakitkan mata itu tanpa minat, melangkah mendekati Yesung yang masih bergeming memandangi wajah Jongin dengan kekaguman yang kentara. Ia menggunakan tangannya untuk meraih wajah sang pemilik hazel, memaksa Yesung untuk menatapnya—bukan hoobae berkulit terlalu asia yang sedang booming beberapa tahun belakangan.

“Ikut denganku, Kim Jongwoon,” titahnya, menatap lurus sepasang mata sipit Yesung yang tak kuasa untuk mengerjap. “Aku takkan mengulanginya lagi, kau tahu apa yang harus kau lakukan.”

Dengan wajah yang kian memerah, Yesung berusaha menundukkan kepala meski gagal (tangan Seunghyun menahan dagunya). Ia mengedarkan pandangan, mencari-cari seseorang yang mungkin bisa menyelamatkannya dari situasi amat memalukan seperti sekarang. Di saat bersamaan, ia dapat merasakan wajah Kai mendekat, menciumi helai rambutnya dengan tenang seolah apa yang dilakukannya bukanlah masalah besar.

Hyung, kau sudah berjanji padaku,” kali ini Kai bersuara, Yesung menyumpahi dalam hatinya; sejak kapan ia berjanji? “Kau tega membatalkan janjimu dan membiarkanku menghabiskan waktu seorang diri?”

Ia menggigit bibirnya pelan, benar-benar bingung hingga taraf ingin kabur ke belahan dunia seberang. Yesung tak menyadari bahwa ekspresi yang ia perlihatkan justru membuat kedua lelaki di dekatnya enggan untuk mengalah—siapa yang sudi menyerahkan sosok seperti Kim Jongwoon?

“Aku… Kalian…”

Layaknya malaikat penyelamat, Leeteuk keluar dari ruang tunggu Super Junior sejurus kemudian, dihadapi pemandangan dongsaeng-nya yang nyaris menangis karena diapit oleh dua namja tinggi nan keras kepala. “Jongwoon-ah?”

Dengan seluruh tenaga yang dimilikinya, Yesung melepaskan diri, berlari untuk bersembunyi di balik Park Jungsoo yang kebingungan, menyisakan Jongin dan Seunghyun menghela napas.

Nol sama untuk keduanya.

FIN

Credit title: Taylor Swift’s Third Album – Speak Now; Haunted

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s