Don’t You Know?

453289005

Don’t You Know?

 [But if you don’t, I’ll tell you and let you know.]

.

.

Hari terus berganti, sedangkan waktu berjalan tanpa henti.

Lee Donghae tak ingat bagaimana ia menghabiskan waktu tanpa sang kakak tercinta berada di sisinya. Ia tak tahu—semuanya berlalu tanpa sadar. Sangat lama, sangat berat, sangat menyesakkan. Namun segalanya tetap berlalu begitu saja.

Ia ingat bagaimana tiap malamnya ia memandangi handphone yang berada di dalam genggaman tangan; mungkin saja sang kakak tiba-tiba berinisiatif menghubunginya, atau mungkin saja tiba-tiba keberanian merasukinya hingga ia berani menekan beberapa digit angka yang dapat membuatnya berkomunikasi dengan si hyung tersayang.

Ia juga ingat bagaimana tiap paginya ia terbangun dengan perasaan kosong yang entah mengapa menyakitkan. Tak ada lagi suara bariton hyung-nya yang senantiasa membangunkannya, tak ada pula aroma khas sarapan pagi yang merupakan favoritnya. Semuanya menghilang tanpa bekas.

Continue reading?

It’s Love

It’s Love

 [—Tentangku, cinta, dan dirimu.]

.

.

Melihat seorang Lee Sungmin membanting orang lain bukanlah hal yang ingin Kim Jongwoon lihat. Tidak sekarang—di depan mata kepalanya, atau suatu saat nanti; misalnya, ketika ia memberi tahu status mereka yang sebenarnya.

“Lihat! Aku mengalami banyak kemajuan, bukan?”

Tentu saja, Yesung membatin. Ia menyesal karena dirinya lah yang menyebabkan Sungmin termotivasi untuk meningkatkan kemampuan bela dirinya, dengan tujuan balas dendam. Jika saja beberapa bulan lalu ia tak menyeret Sungmin kembali ke istananya di hari pertama mereka bertemu—

 Continue reading?“Bulan depan kupastikan akan membalasmu, Yesung-ssi.”

Oh God…

Continue reading?

Winter Child

Winter Child

[—Tentangku, salju, dan dirimu.]

.

.

Hari ini salju turun.

Butiran es lembut jatuh dengan anggunnya dari langit di atas sana. Awan tak terlihat gelap ataupun cerah, sedangkan udara musim dingin terasa menusuk tulang meski tubuh telah terbalut beberapa lapis pakaian tebal. Angin berhembus kencang—di saat para orang dewasa sibuk menghangatkan diri di hadapan perapian, anak-anak dengan riang gembira bermain di halaman.

Kim Jongwoon tidak benci salju. Tidak setelah ia mengenal seorang namja lebih muda tiga tahun darinya yang merupakan majikan merangkap tunangannya—ini rahasia. Bukan berarti ia pernah membenci salju; ia tak suka kedinginan, dan salju itu dingin. Hanya itu. Musim gugur adalah favoritnya dan sampai sekarang julukan favorit itu masih bertahan tanpa dapat diganggu gugat.

Menggosokkan kedua telapak tangan. Menghembuskan napas.

Continue reading?