Person in the Lover

Pertama kali Donghae bertemu dengan sosok itu, ia tak tengah memegang kendali atas tubuhnya.

Atau, ya, ia masih memegang kendali atas tubuhnnya, namun kesadarannya melayang-layang. Donghae bahkan tak ingat apa yang ia lakukan, mereka lakukan, ataupun bagaimana ia berakhir berada di sebuah kamar hotel tak jauh dari klub malam favoritnya. Kepalanya terasa sakit luar biasa, bau khas seks memenuhi indra penciumannya. Ketika sepasang matanya cukup fokus untuk bekerja, ia mendapati beberapa potong pakaian bergelimpangan di atas lantai kamar.

Ia tak ingat apapun yang terjadi malam itu—memorinya menemukan titik buntu. Donghae yakin ia pasti mengunjungi klub langganan beberapa blok dari apartemennya kemarin malam, menegak beberapa gelas (atau botol) alkohol, lalu mungkin melakukan hal bodoh seperti menggoda seseorang dan mengajaknya menghabiskan malam bersama. Meski tak biasa melakukan hal demikian ketika dalam kondisi sadar, pengaruh alkohol memang sering membuatnya kelewatan batas.

Continue reading?

Speak Now: Better Than Revenge

Speak Now

Track 10Better Than Revenge [HaeSung/AU]

[—I underestimated just who I was dealing with.]

.

.

Orang-orang selalu berusaha terdengar bijak, berkata bahwa tak ada pembalasan dendam yang lebih baik daripada bahagia, membuktikan pada orang yang menyakitimu bahwa kau baik-baik saja dan masih bisa tertawa semalaman.

Tapi Donghae tidak melakukannya; faktanya ia tidak bisa merasa bahagia, atau minimal berpura-pura. Tiap sepasang matanya bertubrukan dengan hazel milik Kim Jongwoon, ia akan hanyut di dalamnya berulang kali, jatuh cinta ke sekian kali, mengorbankan perasaannya seorang diri. Selalu seperti itu—meski beberapa jam setelah kebersamaan mereka, Jongwoon akan pergi, lalu datang kembali pada suatu hari.

“Aku bukanlah seseorang yang baik untukmu, Hae-ya,” ucap sang pemilik nick-name Yesung seraya menyandarkan kepalanya pada dada Donghae, menyamankan posisi mereka yang kini berbaring di atas ranjang.

Continue reading>

Like A Dream

Ye-Hae

Yesung’s Birthday Project: The First Entry

Like A Dream

[—Dan suatu saat nanti kuharap segalanya lebih dari sekedar mimpi.]

.

.

Kim Jongwoon tak pernah benar-benar menyukai fan-service. Tidak ketika salah satu member mencium pipinya pada saat Super Show—bisa kau lihat ekspresinya saat itu?—tidak pula ketika member lain bergelayut manja pada tubuhnya, well, lupakan hobi merabanya karena ia bukanlah tipe yang senang disentuh, melainkan menyentuh.

Jangan berpikiran melenceng, ini peringatan sejak awal.

Namun ketika ia menggenggam tangan Lee Donghae, memeluk pinggang ramping khas lelaki sang dongsaeng, merangkul pundak lemahnya, Kim Jongwoon sama sekali tak pernah melakukannya atas dasar tuntuan. Semua murni kasih sayang.

Continue reading?