Way for Love

Jam menunjukkan tepat pukul setengah satu siang.

Keadaan kafe sedang ramai ketika Seokjin tiba dan melangkah masuk ke bagian dalam, bersyukur dalam hati karena telah melakukan reservasi sebelumnya. Ia disambut oleh salah satu pelayan, mengikuti arahan menuju sebuah meja dikhususkan untuk empat orang pada salah satu sudut ruangan.

Sepasang matanya tengah sibuk mengamati deretan menu ketika seseorang memeluk tubuhnya dari belakang, menyebabkannya mendongakkan kepala untuk melihat pelaku gestur intim yang ia dapatkan.

Senyum di wajahnya mengembang begitu mendapati wajah yang begitu ia rindukan. “Donghee!”

Pemilik nama yang diserukan, Kim Donghee, mengeratkan pelukannya selama beberapa saat. Ia membiarkan Seokjin bangkit untuk membalas pelukannya, tertawa bersama dan menanyakan kabar masing-masing sebelum duduk berseberangan.

Continue reading?

One of These Days – #Drabble6

Pertemuan pertama Jungkook dengan Taehyung bukanlah berkat Seokjin, melainkan pada satu hari di mana jadwal latihan tim Quidditch Slytherin berlangsung tepat setelah tim dari Gryffindor selesai menggunakan lapangan.

Jungkook bergabung dengan tim Quidditch karena Madam Hooch merekomendasikannya pada kapten tim seminggu setelah pelajaran terbang pertamanya. Tentu ia tidak langsung bergabung dalam tim inti dan harus berlatih dari dasar; jika beruntung mungkin ia dapat melakukan debut pertandingannya di tahun kedua.

Hari itu adalah pertama kali ia datang untuk mengikuti latihan. Jungkook berdiri bersama beberapa anak tahun kedua Slytherin di pinggir lapangan, memerhatikan tim Quidditch Gryffindor yang telah berada di penghujung latihan mereka.

Continue reading?

One of These Magical Days – Drabble #5

Duduk bersila di pinggir tebing Danau Besar Hogwarts, Jungkook menarik napas panjang dan menengadah. Kedua tangannya ia jadikan tumpuan menahan beban tubuh di atas tanah, menikmati semilir angin yang menyebabkan jubah hitamnya sedikit berkibar.

Ini adalah hari kedua ia berada di Hogwarts. Setelah kabur dari malam perkenalan di asrama Slytherin, Jungkook merasa semakin sulit bergabung dengan para penghuni asrama tersebut. Ia bahkan belum berkenalan dengan teman sekamarnya—tidur lebih dulu dan keluar lebih pagi dari semua orang.

Tiba-tiba diharuskan untuk berbaur dan hidup dengan sekelompok orang asing adalah hal yang sulit bagi sebagian besar orang, termasuk dirinya. Jungkook menyukai ruang personal, namun kini ia takkan memilikinya hingga tujuh tahun ke depan.

Continue reading?

One of These Magical Days – Drabble #4

“Huh.”

Jungkook menunduk, tiba-tiba mendapati sepatunya terlihat amat menarik untuk dipandangi. Aura meja ini terasa luar biasa canggung dan mencekam. Padahal cuaca di luar sangatlah cerah dan obrolan orang-orang di sekitar mereka terdengar penuh tawa. Kenapa ia tidak bisa bergabung dengan orang-orang itu dan malah terperangkap di sini?

Sedikit mengangkat kepalanya, ia menangkap wajah tegang Seokjin yang cenderung pucat. Pandangan mereka bertubrukan dan masing-masing menyiratkan permohonan tolong bantu aku yang memilukan. Jungkook harus memberitahu Seokjin sebesar apa ia menyesali kebodohannya menyetujui rencana ini bahkan sebelum ini terjadi.

Continue reading?