Like A Dream

Ye-Hae

Yesung’s Birthday Project: The First Entry

Like A Dream

[—Dan suatu saat nanti kuharap segalanya lebih dari sekedar mimpi.]

.

.

Kim Jongwoon tak pernah benar-benar menyukai fan-service. Tidak ketika salah satu member mencium pipinya pada saat Super Show—bisa kau lihat ekspresinya saat itu?—tidak pula ketika member lain bergelayut manja pada tubuhnya, well, lupakan hobi merabanya karena ia bukanlah tipe yang senang disentuh, melainkan menyentuh.

Jangan berpikiran melenceng, ini peringatan sejak awal.

Namun ketika ia menggenggam tangan Lee Donghae, memeluk pinggang ramping khas lelaki sang dongsaeng, merangkul pundak lemahnya, Kim Jongwoon sama sekali tak pernah melakukannya atas dasar tuntuan. Semua murni kasih sayang.

Continue reading?

One Kiss [Chapter 5]

One Kiss

Chapter 5First Love

[—Because I was born as me, I couldn’t know about this common kiss and this rough heart.]

.

.

Semuanya diawali dengan satu ciuman tak disengaja, lalu diakhiri dengan pernyataan cinta.

Kyuhyun menyiapkan hatinya. Ia tak peduli apa yang akan Yesung katakan, atau reaksi macam apa yang ia dapat. Lagipula ia cukup bersyukur jika Yesung mengerti apa maksudnya. Kyuhyun hanya berharap Yesung paham bahwa selama ini ia tak bermaksud apapun, dan segala tindakannya memiliki sebuah dasar.

Dan dasar itu adalah perasaan bernama cinta.

Continue reading?

One Kiss [Chapter 3]

One Kiss

Chapter 3First Problem

[—Because I was born as me, I couldn’t know about this common kiss and this rough heart.]

.

.

Oppa, kenapa kau menggunakan syal?”

Yesung menyentuh ujung syalnya tanpa maksud tertentu, lalu tersenyum manis sebagai jawaban. Ia bingung harus menjawab apa—cuaca sangatlah cerah hari ini, dan ia tak sedang terserang flu atau pun demam. “Hanya untuk menghangatkan diri, tadi pagi udara benar-benar dingin.”

Stephanie Hwang mengangguk sebagai tanggapan. Sebagai sesama murid baru, ia dan Yesung dapat mengakrabkan diri dengan cepat. “Soal murid yang membawamu pergi kemarin, siapa dia, Oppa?” Ia bertanya ketika mereka tengah berjalan beriringan keluar dari perpustakaan sekolah. Tiffany memeluk dua kamus tebal di tangannya erat, menolak ketika Yesung menawarkan untuk membawakan.

“Ah, dia…” Yesung memberi jeda, tak tahu harus menyebut Kyuhyun sebagai apa. “—hanya sebatas kenalan, teman dari Heechul-hyung.” Tangannya bergerak menyentuh tengkuknya, entah mengapa merasa bersalah karena menyebut pemuda Cho itu sebagai sekedar kenalan meski nyatanya memang demikian.

Continue reading?

One Kiss [Chapter 2]

One Kiss

Chapter 2First Date

[—Because I was born as me, I couldn’t know about this common kiss and this rough heart.]

.

.

Kyuhyun tak pernah merasa bersalah—ia selalu benar, dan hal itu mutlak.

Jadi, ketika tubuhnya ditarik paksa oleh beberapa lelaki berseragam sekolah sama dengan Yesung, ia memilih tak memberontak dan membiarkan dirinya disudutkan di belakang bangunan sekolah yang bukan tempatnya menuntut ilmu itu. Lagipula ia takkan kalah dan takkan mengalah jika salah satu orang itu berani menciptakan luka kecil di tubuhnya.

“Apa maksud kalian?” Ia bertanya dengan aura tak bersahabat. Kyuhyun mencoba sabar ketika lima orang di hadapannya terdiam beberapa saat akibat gentar. Salah satu di antara mereka berlari ke arahnya sambil berteriak layaknya orang utan—tidak menambah kekuatan juga, sebenarnya.

Continue reading?