High School Series: Memories [Chapter 10]

High School Series: Memories

Track 10 – Now We Go To Meet [SJ’s Yesung & Sungmin]

[—You’re carefully approaching me. Carefully I’m approaching you.]

.

.

The Epilog, 6 Years Later.

Sungmin menghirup udara segar di sekitarnya seraya merentangkan kedua tangan. Ini Korea Selatan—negara kelahiran yang ia tinggalkan bertahun-tahun demi melupakan cinta pertama yang salah dan menyakitkan.

Jika dipikirkan sekarang, Sungmin merasa alasannya begitu konyol dan memalukan.

“Setidaknya kau bisa menungguku, Hyung,” protes seorang namja bersurai ikal tak terima. Sungmin tersenyum minta maaf, lalu memeluk lengan pria yang merupakan teman kecil merangkap kekasihnya itu dengan sekali gerakan. Mereka berjalan beriringan menuju pintu masuk bandara, masih dengan perasaan senang yang memenuhi diri keduanya.

Continue reading?

High School Series: Memories [Chapter 9]

High School Series: Memories

Track 9A Goodbye [Super Junior]

[—With the passing of a period of time, I’ll be able to see you.]

.

.

Kim Taeyeon memandangi kakaknya yang terlihat sedikit berbeda.

Ada yang janggal—bukan, semuanya terasa janggal. Musim dingin belum datang, dan Yesung bukan tipe yang senang menggunakan syal terkecuali sedang terserang flu atau demam. Mood kakaknya pun berganti-ganti secepat mengedipkan mata, sedangkan Siwon yang telah diusir beribu kali selalu menolak untuk keluar dari ruangan.

Oppa, waeyo?” Ia bertanya akibat rasa penasaran di ambang batas. Yesung mengerjap bingung, menatap adiknya penuh tanya. “Sikapmu aneh, Oppa.”

“Dia memang selalu aneh, Taeyeon-ah,” tandas Siwon mengundang Yesung melirik sinis. Taeyeon tertawa kecil mendengarnya. Setidaknya Siwon sudah kembali berada di sisi Yesung hingga kakaknya itu tak lagi kesepian—mengingat tanggal debutnya telah ditentukan, ia tak yakin ia bisa menemani kakaknya sebebas yang ia harapkan.

Continue reading?

High School Series: Memories [Chapter 7]

High School Series: Memories

Track 7Time Machine [Girls’ Generation]

[—Even if I try to say and hear it, the pain won’t heal no matter what.]

.

.

Lee Soonkyu tahu ada yang aneh dengan kakaknya ketika Lee Sungmin hanya membalas sapaan selamat paginya dengan senyuman kecil yang terkesan dipaksakan. Ia selalu tahu. Ia hanya tahu. Sungmin tak pernah bisa menyembunyikan apapun darinya—yang mana merupakan fakta entah menguntungkan atau merugikan bagi yang bersangkutan.

Sebagai yeoja manis seumurannya, Sunny tentu saja mulai merasa tertarik dengan cinta. Tapi ia belum menemukan orang yang mana dapat membuatnya merasakan perasaan abstrak itu; dan tentang kakaknya, Sunny tahu ada seseorang di dalam hati Sungmin. Entah siapa.

Apakah orang itu yang menyebabkan kakaknya murung seperti sekarang?

Jika dugaannya benar, Soonkyu tak dapat berkata apa-apa. Ia bukan ahli dalam masalah cinta. Namun entah mengapa, ia yakin masalah yang dihadapi Sungmin jauh lebih pelik dari percintaan remaja. Dalam hati ia berharap Sungmin akan bercerita sedikit saja dan membagi bebannya—mustahil mengingat betapa tertutupnya pribadi sang kakak.

Continue reading?

High School Series: Memories [Chapter 6]

High School Series: Memories

Track 6Love Really Hurts [SJ’s Yesung]

[I can’t breath. I’ve lost my direction. My memory’s breaking into pieces…]

.

.

Lee Sungmin bukan orang bodoh.

Ia sering disebut jenius oleh para guru pengajar. Ia bisa menghafal hanya dengan sekali atau dua kali membaca. Ia dapat melakukan hal-hal yang bahkan baru pertama kali ia lihat secara instan. Sungmin juga berkali-kali mewakili sekolahnya di berbagai perlombaan, dan ia menjadi pemegang urutan satu di angkatannya tanpa dapat dikalahkan.

Lalu di mana letak kekurangannya?

Sebagai seorang lelaki, Sungmin tahu ia sudah melewati batas normal. Ia mencintai seseorang berjenis kelamin sama yang merupakan kakak kandungnya. Ia juga sering kali menangis hingga terisak hanya karena rasa sakit kecil di hatinya.

Continue reading?