Person in the Lover

Pertama kali Donghae bertemu dengan sosok itu, ia tak tengah memegang kendali atas tubuhnya.

Atau, ya, ia masih memegang kendali atas tubuhnnya, namun kesadarannya melayang-layang. Donghae bahkan tak ingat apa yang ia lakukan, mereka lakukan, ataupun bagaimana ia berakhir berada di sebuah kamar hotel tak jauh dari klub malam favoritnya. Kepalanya terasa sakit luar biasa, bau khas seks memenuhi indra penciumannya. Ketika sepasang matanya cukup fokus untuk bekerja, ia mendapati beberapa potong pakaian bergelimpangan di atas lantai kamar.

Ia tak ingat apapun yang terjadi malam itu—memorinya menemukan titik buntu. Donghae yakin ia pasti mengunjungi klub langganan beberapa blok dari apartemennya kemarin malam, menegak beberapa gelas (atau botol) alkohol, lalu mungkin melakukan hal bodoh seperti menggoda seseorang dan mengajaknya menghabiskan malam bersama. Meski tak biasa melakukan hal demikian ketika dalam kondisi sadar, pengaruh alkohol memang sering membuatnya kelewatan batas.

Continue reading?

Speak Now: Innocent

Speak Now

Track 11Innocent [HaeMin/AU]

[—It’s never too late to get it back.]

.

.

Donghae merasa ia pernah bertemu sosok di hadapannya, entah kapan dan di mana.

Senyumnya, perilakunya, tatapan matanya… segalanya begitu familiar dan tanpa alasan tertentu, Donghae merasakan sebuah kerinduan yang mendalam. Sebuah kerinduan yang mendesak dirinya untuk merengkuh erat sosok itu tanpa berpikir panjang.

Namun di luar perkiraan, tak ada penolakan kasar yang ia terima. Pemuda yang berada dalam pelukannya tersenyum, bergeming dan tak melakukan apapun, membiarkan Donghae memeluknya erat seolah hari esok takkan datang. Tanpa rasa enggan dan keberatan sedikit pun juga.

Continue reading?

Speak Now: Better Than Revenge

Speak Now

Track 10Better Than Revenge [HaeSung/AU]

[—I underestimated just who I was dealing with.]

.

.

Orang-orang selalu berusaha terdengar bijak, berkata bahwa tak ada pembalasan dendam yang lebih baik daripada bahagia, membuktikan pada orang yang menyakitimu bahwa kau baik-baik saja dan masih bisa tertawa semalaman.

Tapi Donghae tidak melakukannya; faktanya ia tidak bisa merasa bahagia, atau minimal berpura-pura. Tiap sepasang matanya bertubrukan dengan hazel milik Kim Jongwoon, ia akan hanyut di dalamnya berulang kali, jatuh cinta ke sekian kali, mengorbankan perasaannya seorang diri. Selalu seperti itu—meski beberapa jam setelah kebersamaan mereka, Jongwoon akan pergi, lalu datang kembali pada suatu hari.

“Aku bukanlah seseorang yang baik untukmu, Hae-ya,” ucap sang pemilik nick-name Yesung seraya menyandarkan kepalanya pada dada Donghae, menyamankan posisi mereka yang kini berbaring di atas ranjang.

Continue reading>

Speak Now: Dear John

Hae-Wook

Speak Now

Track 5Dear John [HaeWook/AU]

[—I see it all now that you’re gone.]

.

.

Memaafkan, lalu kesalahan berulang kembali. Kim Ryeowook cukup lelah, seharusnya ia tahu ini akan terjadi lagi dan lagi. Kata maaf yang terdengar penuh dengan penyesalan itu selalu mampu menipunya berkali-kali.

“Iya, tidak apa-apa, Hyung,” ucapnya pelan, tampak berpikir dengan keputusannya yang ia sadari bodoh dan berlandaskan pengampunan tak masuk akal—ini sudah ke-entah-berapa-kalinya. Dadanya terasa sakit, yang mana awalnya ia pikir ia akan terbiasa. Tapi ternyata tidak.

Sosok di hadapannya menampakkan senyum dewasa penuh kelegaan yang terlihat tulus, terlalu tulus hingga Ryeowook tak habis pikir di mana orang ini belajar sandiwara yang dimanfaatkan khusus untuk mengelabuhinya terus-menerus. Ia dapat merasakan tubuhnya ditarik pelan ke dalam pelukan yang tak sehangat awal hubungan mereka, kata cinta yang diucapkan seolah formalitas. Ryeowook dapat merasakan rambutnya dihelus penuh kasih sayang, atau mungkin rasa kasihan? Ia tak lagi dapat menebak.

Continue reading?