Like A Dream

Ye-Hae

Yesung’s Birthday Project: The First Entry

Like A Dream

[—Dan suatu saat nanti kuharap segalanya lebih dari sekedar mimpi.]

.

.

Kim Jongwoon tak pernah benar-benar menyukai fan-service. Tidak ketika salah satu member mencium pipinya pada saat Super Show—bisa kau lihat ekspresinya saat itu?—tidak pula ketika member lain bergelayut manja pada tubuhnya, well, lupakan hobi merabanya karena ia bukanlah tipe yang senang disentuh, melainkan menyentuh.

Jangan berpikiran melenceng, ini peringatan sejak awal.

Namun ketika ia menggenggam tangan Lee Donghae, memeluk pinggang ramping khas lelaki sang dongsaeng, merangkul pundak lemahnya, Kim Jongwoon sama sekali tak pernah melakukannya atas dasar tuntuan. Semua murni kasih sayang.

Continue reading?

Fiction [Chapter 2]

Fiction

HanAiren’s Request: A fict with Leeteuk, Heechul, Hangeng, and Kibum in it.

Chapter 2Let You Go

[Cause sometimes, when you realize something, everything already turn out useless.]

.

.

Hujan. Lagi.

Apakah kini langit menangis? Apakah kini langit ikut berduka atas kepergian seorang Kim Heechul?

Cho Kyuhyun segera menepis pikiran konyolnya jauh-jauh. Untuk apa langit ikut menangis? Mustahil. Rasanya Heechul akan segera menertawakannya jika saja hyung-nya itu masih berada di sisinya. Menemaninya bermain game seperti biasa. Bertukar sindiran pedas seperti yang selalu mereka lakukan.

Iris kelamnya melirik teman sekamarnya diam-diam. Helaan napas lega terdengar darinya, begitu bersyukur karena kini sang roomate tengah tertidur dengan lelap. Lelah menemaninya menangis, lelah pula ikut menangis. Kyuhyun begitu bersyukur akan kemajuan yang Sungmin tunjukkan.

Continue reading?

Fiction [Chapter 1]

Fiction

HanAiren’s Request: A fict with Leeteuk, Heechul, Hangeng, and Kibum in it.

Chapter 1Let Me Go

[Cause sometimes, when you realize something, everything already turn out useless.]

.

.

Ia tak pernah tahu.

Bagaimana sakitnya hati orang-orang yang ditinggalkan, berapa banyak tetes air mata yang terjatuh karena merasa kehilangan, sesakit apa hati yang sesak akibat kepergian. Ia tak pernah tahu.

—Dan takkan pernah tahu.

Adanya banyak orang yang selalu memperhatikannya, adanya banyak orang yang ikut merasakan kepedihan dan kesenangan yang ia rasakan, adanya banyak orang yang mencoba mengerti dan memahaminya. Ia tak mau tahu.

Ia tak mengerti.

Continue reading?

Believe

ws

Believe

[Ketika kau meragu dan diragu.]

.

.

Matahari tengah bersinar dengan teriknya di atas sana. Cerahnya langit dapat membuat siapa saja bersemangat tanpa sebab. Angin yang berhembus mencoba menggoda tirai jendela sesekali sebagai candaan. Ini hanyalah awal hari yang lain setelah berlalunya hari-hari yang telah lewat.

Sebagai salah satu member Super Junior yang memiliki jumlah jadwal di bawah rata-rata, Yesung menghempaskan tubuhnya ke atas kursi dengan sebuah laptop di pangkuannya. Seluruh kancing kemeja yang ia gunakan terlepas sempurna—panasnya cuaca hari ini keterlaluan untuk seseorang seperti dirinya.

Suara desahan yang menggema di dalam kamar Lee Hyukjae tak lagi mengusiknya. Ini adalah hari yang panas dalam arti konotatif bagi dongsaeng-nya itu. Yesung tak mengerti kenapa Eunhyuk tak mau mengecilkan volume film pornonya sedikit saja, padahal dancer itu pasti tahu apa akibatnya jika Leeteuk datang mendadak dan mendengar segalanya.

Continue reading?