Can It Be Love?

Won-Ye 2

Yesung’s Birthday Project: The Fourth Entry

Can It Be Love?

[—Karena cinta tak selalu datang di awal kisah.]

.

.

Hyung, apa kau tidak bosan?”

Choi Siwon memandang salah satu hyung-nya penuh arti, sedangkan sang hyung hanya memandang langit-langit kamar, mengabaikan pertanyaan sang visual grup yang tidak to the point. “Aku bukan orang pintar. Kenapa tidak langsung ke intinya saja?” aku Yesung disambut oleh kekehan Siwon.

“Bertingkah konyol di depan kamera, lalu menjadi orang irit bicara cenderung dingin di hadapan member grup sendiri,” ujar Siwon pelan, bagaimanapun juga tetap berusaha menghormati hyung-nya. “Kau semakin mirip Jungsoo-hyung.”

“Dan kau semakin mirip Kyuhyun,” ketus Kim Jongwoon—si pemilik stage-name Yesung. Siwon mengernyit tak mengerti. “Terlalu banyak berkomentar,” tambah Yesung menjawab pertanyaan yang bahkan belum Siwon lontarkan.

Continue reading?

While Looking at the Picture

Ryeong

While Looking at the Picture

 [—I wait for you again, while looking at the picture of your forever smiling face.]

.

.

Tak ada yang spesial dari foto itu—hanya sebuah selca yang entah mengapa Ryeowook cetak dan kini terpajang pada salah satu pigura di atas meja. Benar-benar tak ada yang spesial; hanya satu dari berpuluh atau mungkin ratus foto yang sering mereka ambil bersama. Sama sekali tak ada arti tertentu di sana.

Namun itu foto terakhir yang sempat mereka ambil sebelum yang lebih tua menjalani kewajibannya.

Ryeowook masih terduduk di atas kursinya, memandangi sebuah pigura yang ia sebut tak ada artinya. Belum dua bulan. Hyung mantan roommate-nya itu belum dua bulan meninggalkannya. Tapi mengapa rasanya seperti bertahun-tahun?

Semua aktivitas Super Junior tetap berjalan seperti biasa, dan semua member sibuk dengan jadwal masing-masing tanpa mengingat masa lalu di mana mereka bisa bermain di sela jadwal yang tak begitu padat. Ryeowook mulai bertanya, apakah hanya dirinya yang merindukan itu semua?

Continue reading?

In My Room

KyuMin-YeWook

In My Room

 [—A place where our memories hidden.]

.

.

“Kau akan pindah? Lagi?

Yesung menyipitkan matanya yang memang hanya segaris. Ternyata sekamar terlalu lama dengan Kyuhyun menimbulkan efek bahaya—terbukti dari cara bicara Lee Sungmin yang semakin hari semakin tak sopan.

“Seperti yang kau lihat,” balasnya tak acuh. Tangannya sibuk memasukkan sepasang pakaian yang tersisa. Sekarang, ia resmi akan kembali tinggal di rumah pribadinya, lagi—ini kedua kalinya ia pindah. “Aku butuh waktu untuk bersama dengan keluargaku. Yeah, maksudku, aku tak mau merindukan mereka saat wajib militer nanti.”

Lee Sungmin mengangguk pelan. Entah sejak kapan wajib militer menjadi topik sensitif di antara para member; padahal semua orang tahu, wajib militer adalah kewajiban bagi mereka para lelaki yang tinggal di Korea. “Lebih baik jangan bahas masalah itu di hadapan Ryeowook dan Donghae, mereka pasti menangis.”

Continue reading?

Quasimodo

Ye-Wook-Fany

Quasimodo

[Ketika kau tahu cintamu salah, tapi tak bisa menghentikannya.]

.

.

Kim Ryeowook tahu hari ini akan datang. Ia tahu, tapi ia tak tahu bahwa hari ini akan datang dengan begitu cepatnya hingga ia merasa terbodohi entah karena apa. Tetapi sekarang sudah terlambat. Kakaknya akan pergi meninggalkannya sendirian; mungkin tidak benar-benar meninggalkan dan tidak benar-benar sendirian, tetapi Ryeowook yakin ia akan cukup kehilangan.

Kenapa harus secepat ini? Apa yang harus kulakukan?

Di depan mata kepalanya sendiri, ia dapat melihat sang kakak tengah bersanding dengan seorang yeoja cantik nan rupawan. Mereka sangat cocok, dan Ryeowook sangat iri dibuatnya. Sejak dulu, bertahun-tahun lalu, ia tahu apa yang ia rasakan adalah kesalahan besar—namun ia sama sekali tak pernah menginginkannya.

Tuhan… aku mencintainya.

Continue reading?