Fallen Leaves [Chapter 2]

Kyu-Sung 2

Fallen Leaves

@claudiangel_’s Request: A KyuSung multi-chapter fanfiction

Chapter 2Distance

[—I hate myself when I’m away from you. I swear I’m sorry.]

Warning: Mature Contents. Don’t read if you can’t stand it

.

.

Kyuhyun tak pernah menjadi seorang penjahat di mata Yesung. Sekali pun tidak pernah. Di balik segala sikap egois dan posesif yang dimiliki pemuda Cho itu, ada banyak sekali kebaikan dan kerapuhan pada diri Kyuhyun yang hanya Yesung dapat ketahui—bukan orang lain.

Tidak seperti dirinya yang masih memiliki Siwon sebagai seorang kenalan dekat, Kyuhyun tak memiliki siapa pun selain dirinya. Ibu pemuda itu telah meninggalkan dunia ketika dirinya masih balita, sedangkan ayah Kyuhyun meninggal akibat kecelakaan lalu lintas tiga tahun lalu.

Sebuah kecelakaan yang merupakan mimpi buruk bagi mereka berdua.

Siwon memperhatikan Yesung yang tengah bergeming dengan pandangan mata kosong. Ia menepuk pundak teman kecilnya itu pelan, bertanya dengan khawatir, “Kau tidak apa-apa, Yesung-ah? Apakah ada masalah?” Yang dijawab dengan sebuah senyuman dipaksakan.

Tak pernah ada hari di mana Yesung merasa bahwa ia tak memiliki masalah. Siwon seharusnya tahu, dan namja bertubuh atletis itu memang tahu—tentu saja merasa bodoh karena telah menanyakan hal semacam itu pada seseorang yang tak pernah baik-baik saja.

“Apakah seorang manusia dapat menjadi milik manusia lainnya, Siwon-ah?” Yesung menatap sendu Siwon yang mengernyit tak mengerti. “Jika suatu hari kita menikah dengan seseorang, apakah kita akan menjadi milik pasangan kita? Atau jika seseorang menyatakan bahwa kita adalah miliknya, apakah itu berarti kita telah menjadi miliknya?”

Menyadari ke mana arah pembicaraan ini selanjutnya, Siwon menghela napas. “Aku adalah milik diriku sendiri, begitu pula denganmu. Kenapa kita harus dimiliki orang lain yang belum tentu mengerti tentang kita melebihi diri kita sendiri?” balasnya retoris.

Yesung mengalihkan pandangannya ke luar jendela, sebuah beban tak kasat mata seolah enggan untuk melepaskan dirinya. “Itulah yang kukatakan pada Kyuhyun; aku adalah milik diriku sendiri.” Di balik saku jaket yang ia kenakan, tangannya mengepal keras. “Tapi aku ingin diriku menjadi milik Kyuhyun. Setidaknya dengan begitu aku tahu bahwa kami memiliki sebuah hubungan.”

Kalimat yang Siwon katakan beberapa hari lalu kembali menghantuinya dalam sekejap. “Aku tak berhak berada di sisinya hanya dengan pegangan bahwa dia membutuhkanku. Bagaimanapun, aku—” Setetes air mata jatuh dengan anggunnya. “—hanyalah orang asing baginya,” lirih Yesung nyaris tak terdengar.

Siwon menarik Yesung hingga temannya itu jatuh dalam pelukannya. Secara tak langsung, dirinya lah yang menyebabkan Yesung memikirkan hal yang seharusnya tak perlu dipikirkan. Meski tak ada nama hubungan yang pantas untuk hubungan Yesung dan Kyuhyun, fakta bahwa beberapa tahun ini mereka hidup dengan bergantung pada satu sama lain takkan pernah berubah.

“Meski aku tak pernah menyukainya, tapi aku tahu dia membutuhkanmu,” ucap Siwon seraya membelai surai hitam Yesung dengan lembut. “Dan aku tahu kau membutuhkannya,” lanjutnya dengan berat hati.

Kedua orang itu saling membutuhkan—Siwon mengerti; ini salahnya karena ia tak menjadi orang pertama yang berada di sisi Yesung tiga tahun lalu. Meski begitu, ia masih tak terima jika Kyuhyun memonopoli Yesung untuk namja itu seorang.

Mungkin hanya segelintir hal yang tak ia ketahui tentang Yesung, namun Siwon tak tahu apapun mengenai Kyuhyun. Ia tak pernah mau tahu. Hal yang semakin menganggunya adalah fakta bahwa Yesung membutuhkan pemuda itu, yang mana menyebabkan dirinya tak dapat berbuat apapun.

Apa yang menyebabkan Yesung lebih membutuhkan Kyuhyun daripada dirinya? Siwon mengeratkan rengkuhannya, membuang jauh sebuah rasa bernama putus asa. Ia mengenal Yesung lebih lama dan lebih banyak, tapi kenapa?

“Takkan ada hal buruk yang akan terjadi lagi, bukan?” tanya Yesung dengan suara bergetar. Ada rasa sakit di hati Siwon ketika mendengarnya—ia tak dapat menjanjikan apapun. Namun ia pun tahu, meski dirinya tak pantas mengatakan sesuatu yang tak dapat ia pertanggung jawabkan, ia tetap akan menjawab—

“Ya, takkan ada hal buruk yang terjadi lagi. Aku berjanji padamu.”

#

Kyuhyun membaringkan tubuhnya di atas sofa, sudah beberapa hari ini ia tak terlelap.

Sejak hari di mana pertama kali Yesung dapat menolaknya, Kyuhyun kembali hidup dalam sebuah ketakutan tak kasat mata. Sebuah ketakutan akan kehilangan seseorang yang sangat berharga; meski pada nyatanya, sejak hari itu Yesung masih terus mengurusinya seperti biasa.

Ia selalu menerima kenyataan bahwa mereka tak mempunyai hubungan apapun, tapi Kyuhyun tak pernah mempercayai kenyataan itu. Pasti ada sebuah nama untuk hubungan dua orang lelaki tak bersaudara dan kenal secara kebetulan lalu tinggal bersama karena membutuhkan satu sama lainnya. Kenapa pula tak ada hubungan semacam itu sedangkan ia mengalaminya?

Seraya tertawa miris, Kyuhyun sebenarnya telah mengakui kebodohannya yang melampaui batas.

Yesung telah menyadarinya lebih dulu, memikirkannya lebih lama—karenanya pemuda Kim itu memutuskan untuk membeli apartemen baru dan memindahkan semua barang-barangnya dengan alasan menginginkan sebuah privasi.

Kyuhyun bukan baru menyadari dan memikirkannya sekarang; ia baru menerima kenyataan dan membuka hatinya agar dapat berpikir lebih banyak. Segalanya jauh lebih rumit dari apa yang ia bayangkan—dan Yesung telah menanggung semuanya di saat ia berusaha membuang jauh-jauh apa yang disebut dengan fakta.

Namun apa yang dapat ia lakukan sekarang? Persetan dengan fakta dan kenyataan, Kyuhyun membutuhkan Yesung layaknya bulan membutuhkan matahari untuk menampakkan cahaya. Ia harus memiliki Yesung hingga titik di mana namja manis itu hanya akan memperhatikannya.

Apa yang menjadi masalah adalah, bagaimana caranya? Kyuhyun tak peduli meski dirinya disebut egois, kekanakkan, atau sebutan apapun juga. Lagipula selain Yesung, takkan ada yang mempedulikan apapun yang ia lakukan.

Tapi kini Yesung-nya telah berubah. Tak ada lagi Yesung yang selalu mengutamakan dirinya, tak ada lagi Yesung yang tak berani menolak apapun yang ia lakukan, tak ada pula Yesung yang selalu menuruti segala hal yang ia katakan.

Bagaimana jika setelah ini Yesung memutuskan untuk benar-benar meninggalkannya? Kyuhyun memejamkan mata erat, rasa takut yang menghantuinya kembali datang. Ia tahu ia takkan dapat melanjutkan hidup tanpa Yesung menemani hari-hari muramnya. Segala hal di muka Bumi ini takkan ada artinya jika Yesung tak berada di sisinya.

Kyuhyun tak tahu apakah nama perasaannya adalah obsesi atau cinta, tapi Kyuhyun tahu apapun yang ia rasa terhadap Yesung, ia takkan tega menyakiti atau mengecewakan namja itu. Kyuhyun bukan tipe pengalah yang akan melepaskan Yesung untuk orang lain dengan alasan demi kebahagiaan—ia yakin ia cukup pantas untuk Yesung, karena pada akhirnya, pemilik marga Kim itu juga pasti membutuhkannya.

Ia tahu; Yesung membutuhkannya sebesar ia membutuhkan sang pemuda. Namun ia juga tahu, Yesung masih memiliki Choi Siwon dan entah mengapa, Kyuhyun mengerti ia bukanlah apa-apa bagi Yesung jika dibandingkan dengan namja Choi itu.

Kenapa hidup sangatlah tak adil? Kenapa hanya karena Yesung mengenal Siwon lebih lama, ia harus menjadi pihak yang ‘terkalahkan’? Kyuhyun tak pernah mengerti, pada dasarnya, ia merasa bahwa ia tak perlu mengerti.

Baginya, Yesung adalah seseorang yang diciptakan hanya untuk dirinya, bukan orang lain. Apa yang harus ia lakukan adalah mempertahankan—karena seperti yang orang-orang katakan, mempertahankan lebih sulit daripada meningkatkan. Dan jika ada seseorang yang menghalanginya, apa yang harus ia lakukan hanyalah menyingkirkannya.

Tanpa pengecualian.

#

Suara televisi yang menyala menjadi satu-satunya hal yang dapat didengar saat ini. Yesung menghela napas, merasa bersalah akibat ucapannya yang menyebabkan hubungan di antara dirinya dan Kyuhyun semakin tak dapat dimengerti. Bagai seorang pengasuh, apa yang ia lakukan hanyalah mengunjungi apartemen Kyuhyun untuk memastikan keadaan pemuda Cho tersebut; setelah ia pulang atau sebelum ia pergi.

Ada rasa kehilangan besar yang menghantuinya, membuatnya tergoda untuk mengunjungi Kyuhyun yang kini entah sedang melakukan apa. Namun tepat di saat ia bangkit, hendak melangkah ke arah pintu, seseorang yang sedari tadi ia pikirkan masuk ke dalam apartemennya tanpa izin atau minimal ketukan.

Sebuah majalah Kyuhyun lemparkan dengan kasar—nyaris mengenainya, namun terjatuh di belakangnya. Yesung dapat melihat kover majalah tersebut, menampilkan dirinya bersama Siwon, berpose nyaris tanpa busana di atas sebuah tempat tidur; hasil pemotretannya yang terakhir kali.

“Sudah berapa kali aku mengatakan padamu untuk menolak segala jenis pemotretan seperti itu?” tanya Kyuhyun datar. Perubahan ekspresi wajahnya berhasil menyebabkan Yesung gentar.

Tak mendapatkan apapun sebagai jawaban, sang pemilik surai ikal melangkah mendekat. Yesung tahu ini akan terjadi—sebuah rasa sakit dapat ia rasakan ketika Kyuhyun mendorongnya hingga punggungnya menabrak tembok kuat.

Masih saling beradu pandang, Yesung mencoba menebak apa yang akan ia dapat jika menyelami kedua bola mata Kyuhyun lebih dalam. Ada rasa kesal, kecewa, benci, dan takut yang tak dapat tertutupi dengan apapun juga. Yesung tak mengerti, apa yang ia lihat menohok hatinya; Kyuhyun terlihat sangat berantakan.

“Kyuhyun-ah?” Ia memanggil lembut, melupakan rasa nyeri di punggungnya. Kyuhyun berdiri tegak di hadapannya, lalu tanpa aba-aba menyatukan bibir mereka. Yesung tersentak, hampir secara refleks menolak Kyuhyun jika saja kedua tangan dan kakinya tak ditahan yang bersangkutan.

Ia telah memilih untuk mengakhiri semua ini, semua hubungan tanpa nama yang mereka jalani. Namun tak ada yang dapat ia lakukan di saat tangan dan kakinya tak dapat digunakan. Kyuhyun memanfaatkan tembok di belakangnya, mendominasi rongga mulutnya dengan ciuman kasar yang menuntut…

… Menuntut apa?

“Kyuhyun! Cukup!” serunya ketika kebutuhan akan oksigen tak lagi dapat ditoleransi. “Kau tak berhak mengaturku! Apa hakmu? Sudah kukatakan sebelumnya—” Kyuhyun memejamkan mata, mempersiapkan diri sekali lagi untuk mendengar apa yang tak ingin ia dengar. “—Aku bukan milikmu, kita bahkan tak memiliki hubungan apapun!”

Tatapan yang Kyuhyun berikan kini berubah menjadi sebuah tatapan tak terdefinisi yang menunjukkan segala kelemahannya. Yesung bohong jika berkata bahwa perkataannya tak menyakiti hatinya juga. Setetes air matanya jatuh ketika Kyuhyun memberikan sebuah kecupan singkat, lalu membawanya masuk ke dalam kamar.

Kembali seperti sebelumnya. Tak ada lagi kekuatan yang Yesung miliki untuk menolak. Ia membiarkan Kyuhyun melepaskan pakaiannya, menyentuh seluruh bagian tubuhnya. Entah atas dasar apa. Yesung terpaksa menggigit bibirnya, menahan agar desahannya tak terdengar.

Kyuhyun menyusupkan tangannya pada punggung Yesung, di sisi lain memberikan leher sang Kim sentuhan lembut melalui bibirnya. Dengan perasaan yang kacau, tangannya bergerak bebas menyusuri tubuh tanpa pertahanan di bawahnya.

Seraya mengusap wajah Yesung, sekali lagi ia mendominasi rongga mulut sang namja lebih tua. Kilatan kejadian masa lalu menghampirinya, memaksa dirinya untuk kembali pada kenyataan, meyakinkan dirinya bahwa segala hal yang ia lakukan dengan Yesung takkan pernah menjadi sebuah kesalahan.

“Maukah kau menjadi kekasihku, Yesung-ah? Kita tak perlu lagi memikirkan hubungan kita, aku akan menjadi kekasihmu, dan kau benar-benar akan menjadi milikku,” ucap Kyuhyun di sela kegiatan yang ia lakukan. Yesung memejamkan mata, tersenyum meremehkan.

Ini bukan cinta. Apa yang mereka rasakan hanyalah keputusasaan akibat tak lagi memiliki tempat untuk bergantung dan kehilangan orang penting dalam kehidupan secara mendadak.

“Kenapa kekasih? Kau tak mencintaiku.” Yesung berusaha mengatur napasnya yang memburu, mencoba menghapus rasa sakit yang terus menghujam dadanya. “Dan aku tak mencintaimu.”

Kyuhyun meragukan kata cinta itu sendiri, namun ia tak meragukan perasaannya pada Yesung. Masih bermain di titik yang menjadi favoritnya pada tubuh sang pemuda lebih tua, Kyuhyun menetapkan hatinya, mencoba pasrah kepada takdir yang senang mempermainkan kehidupan siapa saja.

“Aku takkan memperlakukanmu seperti selama ini aku memperlakukanmu jika aku tak mencintaimu.”

#

Musim gugur adalah musim di mana mereka bertemu.

Ayah Kyuhyun adalah seorang pengusaha sukses, sedangkan Ibu Yesung jugalah wanita berprofesi sama. Kedua orang itu menjadi rekan kerja selama beberapa tahun, terlibat perasaan bernama cinta, lalu memutuskan untuk menikah.

Di saat sebuah acara kecil untuk mempertemukan anak dari masing-masing pihak terlaksana, di saat itu lah Yesung masuk ke dalam kehidupan Kyuhyun, begitu pula sebaliknya.

Saat-saat bahagia itu berjalan dengan indah. Mereka adalah sebuah calon keluarga yang saling mendukung satu sama lain—keluarga yang tanpa cela. Saling tak mempermasalahkan masa lalu, dan dua anak lelaki nyaris seumuran yang tak banyak menuntut.

Dalam waktu dekat, calon keluarga itu akan menjadi sebuah keluarga resmi yang didambakan semua orang.

Namun takdir lebih senang berjalan tak sesuai rencana.

ToBeContinue

Credit quote: Secondhand Serenade’s Third Album – Hear Me Now; Distance

Note: Saya lagi malas nge-edit orz. (iya ini nggak penting banget lol)

32 thoughts on “Fallen Leaves [Chapter 2]

  1. Ohmaigadsan! kenapa TBC disaat yang tidak tepat shiki ya? Kyaaaaaaa! penasaran apa yang sebenernya terjadi sama KyuSung TAT

    itu Kyu nyatain perasaan ke Yesung kayak gitu? Apaan! gak rela ihhh itu kan semakin membuat yemom sakit hati huhu TAT

    Lanjuuuut! Aku semakin penasaran ini! >< *bugh*

  2. Demiiiiapaaaa ;;A;; jadi kyu sama yeye calon sodara tiri ?? :O and something happened before they are officially being one family ??
    Hurrr your such a tease ;;;;;
    Makin penasaran sama awal dr hubungan complicated mereka ><

    1. Yap, mereka calon saudara tiri yang sayangnya gagal menjadi kenyataan DX
      I’m not teasing anyone here Unn hihi just check the third chapter for the answers of your questions^^

  3. aww shiki maaf ya aku baru baca xD
    udah ada chap 2 nya jadi langsung aku baca aja sekalian \^o^/

    ff nya keren as always~~
    ngga diragukan lagi deh kalo udah shiki yg nulis xD

    di otakku yg penuh dengan skenario sinetron ini mulai berputar kemungkinan kira2 apa hubungan yesung sama kyuhyun dan apa yang terjadi 3 tahun yang lalu
    well, tapi terkadang sesuatu tidak sesederhana yang kita pikirkan, kan?
    Jadi aku akan nunggu chap selanjutnya dengan sabar aja~ XD

    ps : pls don’t hurt siwonie, ok? lol #kicked

    1. It’s okay Unnie, I still love you tho XD

      He… Otak sinetron? Lol yap, tidak semua hal benar-benar semudah kelihatannya^^

      Okay Unnie, you can check the third chapter for the answer of their past~~ and maybe I’ve to hurt Siwon-ie a lil bit here kkkk

  4. jadiiiii yesung sama kyu saudara tiri???
    huaaaaaaa makin seru
    kyu kacau bgt!!

    duh bingung mau koment apa?? kkkkk
    lanjut yah saeng ><

    lanjut ye^^ fighting sayang~ ♥

  5. I don’t know where you get the idea of this story, though I’d like to know but you don’t have to answer it.
    So dramatic TT
    aku lebih suka POV dari Kyu dalam menggambarkan cerita ini. Entahlah ….. it’s just more interesting than others. Shiki thanks for the update ^^

    1. Lol I don’t know either Unnie. I rarely type a fict with a fix plot in my mind, I just type something then in the middle of the story I just know what should I do with it><

      Hehe aku juga lebih suka pov Kyuhyun tbh, tapi sayangnya aku Yesung-centric XD thanks for reading Unnie^^

  6. aku ngerti skarang!!
    kyu sma yesung awalnya keluarga krna eomma yesung dn appa kyu nikah.

    kyu bneran suka kan sma yesung, atau cuma terobsesi aj miliki yesung krna dah trbiasa slalu sama yesung?

    yup, sangat ditunggu lanjutannya

  7. Jadi ternyata kyu dan yesung itu calon saudara tiri..
    semakin penasaran apa yg terjadi 3 tahun lalu hingga kyu dan yesung saling terikat gtu..

    dari baca part ini, aku jd bertanya”.. ketika kita membutuhkan orang lain dan selalu bergantung padanya, itu belum bs dibilang kita mencintai orang itu y??

    permainan kata” chingu emang penuh makna.. hehe

    ditunggu kelanjutannya.. ^^

    1. Silakan cek chapter 3 untuk bagian masa lalu mereka, Sisil-ssi~

      Tentu saja belum bisa^^ bisa saja karena kita merasa nyaman dengan orang itu, atau ketergantungan akibat terbiasa, atau mungkin karena kita yakin orang itu adalah yang paling mengerti kita:)

      Ah, syukurlah jika maknanya tersampaikan dengan baik hihi

  8. hmm…jadi siwon cinta yesung juga,,kasian siwon

    trus kyusung itu calon saudara tiri apa emang mereka udah jadi saudara tiri trus kabur dari rumah?
    Penasaran sebenar’y hal apa yg menbuat mereka bisa tinggal bareng dan punya hubungan tg cimplicated

    aku suka pas kyu cemburu liat pose yewon dimajalah,
    ok next chap ditunggu
    chingu high school juga dilanjut ne,,,

  9. Hadeh,,,hubungan kyusung complicated bgt dn rummmmmiiiiiiittt…..knp mrka ga pcaran za,kn ortu mrk ga jd nikah??ahhh mollaaaa
    pallii lnjjjuuuttt

  10. udh bca v ru bsa comen.,
    Mian #pundung.,
    kuota q ga ngdukung wat comen jd ru bsa skrg.,
    .
    Crita u ttep daebak,
    q ska karaktr’a kyu yg over n posessiv m yesung.,
    ayo ayo lanjut.,

Leave a reply to claudiangel_ Cancel reply