High School Series: Peach

tiffany_bday

High School Series: Peach

 [Sometimes, all you have to do is talk.]

.

.

Stephanie Hwang memejamkan matanya erat. Tatapan para gadis di hadapannya seolah berusaha untuk melenyapkannya detik ini juga. Ia sudah biasa. Seharusnya ia tak perlu merasa takut atau berharap seseorang akan menyelamatkannya. Seharusnya ia hanya perlu menerima kenyataan dan diam tak melawan seperti yang selalu ia lakukan.

Tiffany memang melakukannya—diam, pasrah, tak melawan. Tapi sebelum gadis-gadis itu sempat melakukan sesuatu pada dirinya, ia dapat mendengar suara seorang lelaki yang berseru dari kejauhan; berkata, “Apa yang kalian lakukan?” Dan menyebabkan kerumunan di depan matanya bubar secepat mengedipkan mata.

Tak pernah sekali pun ia tak berharap untuk dibela dan diselamatkan. Namun ketika menyadari bahwa orang yang menyelamatkannya adalah guru konseling yang dipuja murid yeoja sekolah, Tiffany merasa bahwa hari ini akan menjadi awal dari mimpi buruk yang lainnya.

“Kau baik-baik saja?”

Continue reading?

One Kiss [Chapter 4]

One Kiss

Chapter 4First Longing

[—Because I was born as me, I couldn’t know about this common kiss and this rough heart.]

.

.                                                                                          

Kim Jongwoon tak pernah tahu apa arti cemburu, suka, dan cinta.

Menurut kebanyakan film yang ia tonton, perasaan cemburu adalah ketika kau merasa tak senang melihat seseorang yang dekat denganmu lebih dekat dengan orang lain dan menjadikan orang lain sebagai prioritas. Lalu kakaknya bilang, perasaan suka atau cinta bisa menjadi alasan di balik sebuah kecemburuan.

Yesung bukan manusia tanpa emosi seperti robot—buktinya saja ia merasa sedih tiap kali mengingat Kibum, merasa gugup tiap kali Kyuhyun berada di dekatnya, merasa malu ketika Kyuhyun menciumnya, merasa senang di saat Heechul mau meluangkan waktu untuk menemaninya. Tapi Yesung tak tahu nama-nama perasaan yang sering manusia rasakan, semua yang ia tahu hanya rasa senang, sedih, malu, bahagia, kesal, dan kecewa.

Apa itu suka dan cinta?

Continue reading?

One Kiss [Chapter 3]

One Kiss

Chapter 3First Problem

[—Because I was born as me, I couldn’t know about this common kiss and this rough heart.]

.

.

Oppa, kenapa kau menggunakan syal?”

Yesung menyentuh ujung syalnya tanpa maksud tertentu, lalu tersenyum manis sebagai jawaban. Ia bingung harus menjawab apa—cuaca sangatlah cerah hari ini, dan ia tak sedang terserang flu atau pun demam. “Hanya untuk menghangatkan diri, tadi pagi udara benar-benar dingin.”

Stephanie Hwang mengangguk sebagai tanggapan. Sebagai sesama murid baru, ia dan Yesung dapat mengakrabkan diri dengan cepat. “Soal murid yang membawamu pergi kemarin, siapa dia, Oppa?” Ia bertanya ketika mereka tengah berjalan beriringan keluar dari perpustakaan sekolah. Tiffany memeluk dua kamus tebal di tangannya erat, menolak ketika Yesung menawarkan untuk membawakan.

“Ah, dia…” Yesung memberi jeda, tak tahu harus menyebut Kyuhyun sebagai apa. “—hanya sebatas kenalan, teman dari Heechul-hyung.” Tangannya bergerak menyentuh tengkuknya, entah mengapa merasa bersalah karena menyebut pemuda Cho itu sebagai sekedar kenalan meski nyatanya memang demikian.

Continue reading?

Quasimodo

Ye-Wook-Fany

Quasimodo

[Ketika kau tahu cintamu salah, tapi tak bisa menghentikannya.]

.

.

Kim Ryeowook tahu hari ini akan datang. Ia tahu, tapi ia tak tahu bahwa hari ini akan datang dengan begitu cepatnya hingga ia merasa terbodohi entah karena apa. Tetapi sekarang sudah terlambat. Kakaknya akan pergi meninggalkannya sendirian; mungkin tidak benar-benar meninggalkan dan tidak benar-benar sendirian, tetapi Ryeowook yakin ia akan cukup kehilangan.

Kenapa harus secepat ini? Apa yang harus kulakukan?

Di depan mata kepalanya sendiri, ia dapat melihat sang kakak tengah bersanding dengan seorang yeoja cantik nan rupawan. Mereka sangat cocok, dan Ryeowook sangat iri dibuatnya. Sejak dulu, bertahun-tahun lalu, ia tahu apa yang ia rasakan adalah kesalahan besar—namun ia sama sekali tak pernah menginginkannya.

Tuhan… aku mencintainya.

Continue reading?