Yesung’s Birthday Project: The Third Entry
Love Appeal
[—There’s no need for a headache, I love you this way.]
.
.
Lee Sungmin duduk di atas tempat tidurnya dalam diam. Ia meraih sebuah buku fisika yang beberapa jam ini ia baca—tak berguna, sungguh—lalu melemparkan kertas-kertas yang dibukukan itu dengan kesal. Sungmin benci fisika atau matematika sejak dulu hingga sekarang. Atau mungkin selamanya.
“Hyung, kenapa kita harus mempelajari sesuatu yang bahkan tidak akan kita gunakan dalam kehidupan?” tanyanya putus asa. Sungmin merasa tubuhnya lemas. Rasanya ia ingin menangis saja meski takkan menyelesaikan masalah. Satu-satunya hal yang ia inginkan hanyalah terlepas dari jeratan pelajaran hitung-hitungan.
Pemuda yang dipanggil hyung menolak untuk berkomentar—ia juga yakin Sungmin tak mengharapkan jawaban. Lagipula, novel yang ia baca sedang berada di puncak klimas; jelas-jelas jauh lebih menarik daripada meladeni Sungmin yang sedang kekanakkan.