Min Yoongi mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan, mendapati sentuhan warna putih yang seharusnya memanjakan mata, namun justru terasa dingin dan menimbulkan rasa tak nyaman. Suhu ruangan yang cukup rendah membuatnya secara refleks mengusap sebelah lengan, entah dikarenakan temperatur atau aura kurang menyenangkan.
Duduk di depannya dengan sebuah meja membatasi, seorang pria berkacamata tengah sibuk mencoret kertas tanpa mengindahkan kehadirannya. Ia telah menunggu lima belas menit dan berusaha bersikap sopan, menahan protes di ujung tenggorokan susah payah. Namun kesabarannya kini telah di ambang batas.
“Jadi, Yoongi-ssi,” akhirnya sosok itu menaruh perhatian pada dirinya. Yoongi dengan cepat memberikan seluruh atensi yang dimilikinya. “Sudah berapa lama kalian saling mengenal?”
Continue reading “Broken”