Let You Go

Soulmate AU Series: Part 2

Let You Go

.

.

Lee Sungmin bertemu dengan sosok itu ketika ia berumur delapan belas, di hari pertama resmi menjadi seorang mahasiswa di salah satu universitas terkemuka Seoul. Ia sedang mengitari halaman belakang universitas ketika melihat dua lelaki tengah berbincang, tampak serius dan tak ingin diganggu siapapun juga. Nalurinya memerintahkan untuk berputar, menghindari berjalan melewati dua orang itu karena tak ingin dianggap menguping atau sejenisnya, tapi Sungmin merasa ia tak perlu melakukannya jika benar tak berniat demikian.

“Seunghyun-ah,” suara bariton itu menggelitik telinga Sungmin yang memutuskan untuk melangkah. “Aku tidak bisa. Maksudku, aku menghargai tawaranmu, tapi—”

Ini tidak baik. Sungmin mulai merasa ia melanggar pernyataan yang belum dua menit ia deklarasikan di dalam hati. Ia tidak berniat untuk menguping, tapi perbincangan itu terdengar begitu saja seiring dengan langkahnya yang semakin kecil. Halaman belakang ini begitu sepi dan hanya dihuni oleh beberapa orang yang dapat dihitung menggunakan jari, entah mengapa menyebabkan Sungmin canggung sendiri.

Continue reading?

Found You

Soulmate AU Series: Part 1

Found You

.

.

Selama 21 tahun hidupnya, Cho Kyuhyun hanya dapat melihat dua warna: putih dan hitam.

Ia tak pernah mengeluh meski kadang merutuki nasibnya yang dilahirkan sebagai manusia dengan sepasang mata berpenglihatan monokrom hingga bertemu dengan soulmate-nya (masih jauh lebih baik daripada sepupunya yang ditakdirkan dapat mengetahui isi pikiran soulmate-nya dan begitu pula sebaliknya, sial, mana sudi Kyuhyun jika isi pikirannya dapat dibaca), karena well, setelah lulus nanti, siapa yang mau mempekerjakan seseorang yang buta warna?

Ada, tentu saja ada. Tapi masalahnya, Kyuhyun penasaran setengah mati dengan apa yang teman-temannya katakan tentang merah, hijau, kuning, dan sebagainya—ia iri bukan kepalang.

Continue reading?

Speak Now: Innocent

Speak Now

Track 11Innocent [HaeMin/AU]

[—It’s never too late to get it back.]

.

.

Donghae merasa ia pernah bertemu sosok di hadapannya, entah kapan dan di mana.

Senyumnya, perilakunya, tatapan matanya… segalanya begitu familiar dan tanpa alasan tertentu, Donghae merasakan sebuah kerinduan yang mendalam. Sebuah kerinduan yang mendesak dirinya untuk merengkuh erat sosok itu tanpa berpikir panjang.

Namun di luar perkiraan, tak ada penolakan kasar yang ia terima. Pemuda yang berada dalam pelukannya tersenyum, bergeming dan tak melakukan apapun, membiarkan Donghae memeluknya erat seolah hari esok takkan datang. Tanpa rasa enggan dan keberatan sedikit pun juga.

Continue reading?

Speak Now: Back to December

Speak Now

Track 3Back to December [KyuMin/AU]

[—You gave me all your love, and all I gave you was goodbye.]

.

.
Cho Kyuhyun membiarkan sayap hitamnya mengembang, memperlihatkan helai hitam angkuh yang seolah menentang alam. Di atas sebuah gedung konstruksi yang bertahun-tahun tak jua selesai dibangun, ia berdiri tegak. Sepasang mata onyx-nya memandangi seluruh sudut kota yang dipenuhi manusia dengan berbagai aktivitas. Identiknya malam dengan gelap pun perlahan hilang—gemerlap lampu menggantikan matahari dengan mudahnya.

Kecelakaan lalu lintas yang menjadi kerumunan dan penyebab kemacatan tak luput dari penglihatannya. Dengan satu lompatan, Kyuhyun mendarat di atas tanah tanpa adanya hambatan. Pukul delapan lewat lima belas. Ia mengulurkan tangan, meraih sabit yang seketika berada tepat di depan tangannya. Di hadapannya, tampak jiwa tak kasat mata yang berdiri di dekat sebuah raga nyaris tak bernyawa—Kyuhyun tak mau ambil pusing meladeni pertanyaan sang jiwa yang panik dan tampak shock berat.

“To-tolong aku! Siapa pun yang dapat melihatku!” seru calon targetnya dengan suara gemetar yang kentara. “Ka-kau! Siapa kau? Apa yang akan kau lakukan padaku?”

Continue reading?